Dalam rangka merayakan Hari Pemuda Internasional 2022, NestlĂ© Indonesia menyelenggarakan acara talk show, NESTALK 2.0. Acara yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 30 Agustus ini mengusung tema “Kolaborasi Antar Generasi: Membangun Sinergi Menjadi Kekuatan untuk Kebaikan,” dan dihadiri oleh Presiden Direktur NestlĂ© Indonesia Ganesan Ampalavanar, Direktur Corporate Affairs NestlĂ© Indonesia Siti Sufintri; Co-Founder Inspigo Yoris Sebastian, serta Brand Manager KITKAT Constantia Huinny A hadir sebagai pembicara pada sesi talk show.
NESTALK 2.0 merupakan salah satu upaya Nestlé Indonesia dalam mengapresiasi keberadaan generasi muda di dunia kerja. Dalam sesi talk show para narasumber berbagi pengalaman dari perjalanan karir masing-masing, yang diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk dapat mempersiapkan karir mereka, maupun bagi Nestlé untuk bisa menciptakan lingkungan kerja dan budaya yang inklusif untuk mendorong keberhasilan kolaborasi antar generasi.
Di hadapan peserta yang hadir di kanal YouTube dan Zoom, Ganesan Ampalavanar berbagi saran untuk mengatasi ketakutan kaum muda dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. “Dalam kehidupan atau dunia kerja, tantangan akan selalu ada. Kita tidak dapat mengetahui segalanya sekarang, tetapi kita dapat mempersiapkan diri kita dengan cara berpikir yang positif. Jadi, Anda harus selalu siap dalam perjalanan ini. Don’t let your fear conquer your thinking!” tuturnya.
Laporan Global terhadap ageisme, atau prasangka terhadap umur seseorang, yang diluncurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2021, melaporkan bahwa kaum muda terus melaporkan hambatan terkait usia di berbagai bidang kehidupan mereka seperti pekerjaan, partisipasi politik, kesehatan dan keadilan.
Meninjau hal tersebut, laporan tersebut mengidentifikasi bahwa kegiatan lintas generasi dapat meningkatkan rasa keterhubungan sosial dan memperkuat solidaritas antar generasi yang dapat menjadi salah satu strategi dalam mengatasi ageisme. Nestlé Indonesia telah memiliki berbagai program bagi generasi muda, yang dapat membuka kesempatan mereka dalam mengikuti kegiatan-kegiatan lintas generasi di lingkup dunia kerja.
Pada kesempatan yang sama, Yoris Sebastian, berbagi kisah pengalaman kariernya yang dimulai sejak dirinya berkuliah, dan bagaimana dirinya merespon penolakan. “Ketika salah satu ide saya ditolak, saya akan mencatat feedback yang diberikan, dan kemudian kembali mengajukan proposal yang berisikan ide tentang solusi baru.” Yoris juga membagikan saran kepada para peserta untuk memikirkan bagaimana anak muda dapat berbicara melalui karya-karya mereka.
“Salah satu hal yang saya pelajari di NestlĂ© adalah continuous improvement. Ketika melakukan kesalahan, maka harus punya keberanian untuk mengakuinya, dan memperbaiki hal tersebut. Ini akan membantu proses pengembangan diri dari hari ke hari. Stay humble and hungry for learning,” tutup Constantia Huinny.
Nestlé memiliki ambisi global untuk membantu 10 juta anak muda di seluruh dunia untuk mempunyai akses pada peluang ekonomi pada 2030. Dalam mewujudkan ambisi globalnya tersebut, Nestlé meluncurkan inisiatif Nestlé Needs YOUth. Terhitung hingga sekarang, Nestlé Indonesia telah melibatkan lebih dari 200 anak muda Indonesia dari berbagai daerah dan universitas melalui program-programnya, seperti rangkaian webinar Masterclass, program Nestlé Indonesia Management Trainee (NMT), program Nestlé SalesDev, program magang Youth Empowerment Squad (YES!) yang dilaksanakan bermitra dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari program Kampus Merdeka, serta program magang Nesternship. (Lak/Tha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar