Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menyampaikan rasa syukur karena pada 25 April 2022 ini, serikat buruh yang dipimpinnya genap memasuki usia 30 tahun. Tentu saja, usia tersebut tidak mudah lagi. Karena KSBSI telah melewati berbagai suka dan duka dan melewati berbagai tantangan.
“Saat usia KSBSI tahun ini genap 30 tahun, pastinya sudah menjadi sudah menjadi kategori dewasa. Jadi KSBSI harus bisa menjadi organisasi yang profesional, dewasa dalam pikiran dan konsisten memihak buruh. Baik kepada buruh dan negara,” ucapnya saat diwawancarai di Kantor KSBSI, Cipinang Muara Jakarta Timur,, beberapa waktu lalu.
Dia juga menyampaikan KSBSI harus bisa menjadi serikat buruh yang mampu melahirkan ide dan gagasan yang bisa diterima pemerintah dan pengusaha. Walau tak bisa dibantah, 2 tahun pandemi Covid-19, sangat berdampak pada KSBSI. Pasalnya, hampir 100 ribu anggotanya terpaksa kehilangan pekerjaan dan tidak bekerja kembali.
“Walau banyak pengurus dan anggota kami kehilangan pekerjaan, tapi saya bersyukur karena dimasa pandemi ini masih ada buruh di perusahaan yang bergabung dengan kami,” ungkapnya.
Elly menilai kemampuan komunikasi pengurus federasi serikat buruh yang berafiliasi dengan KSBSI terus mengalami peningkatan. Bahkan semakin mendapatkan pengakuan. Baik dari gerakan buruh internasional, pemerintah dan pengusaha. Sebab, sudah banyak pengurus menjadi pembicara, tingkat internasional, nasional, serta konseptor gerakan buruh.
“Termasuk sudah banyak ketua umum pengurus federasi yang berafiliasi dengan KSBSI telah melakukan kerjasama dengan pemerintah, pengusaha dan lembaga internasional secara mandiri.
Jadi tidak lagi ketergantungan dengan KSBSI,” jelasnya.
Gerakan KSBSI juga sudah kembali dikenal oleh media pers, karena rutin memberikan pernyataan sikap terkait masalah regulasi ketenagakerjaan. Dan tahun ini pemerintah juga mempercayakan KSBSI sebagai chair (ketua) dan tuan rumah Labour 20 atau L20. Dimana agenda internasional ini juga bagian pembahasan pertemuan pemimpin Negara-Negara G20 yang diadakan tahun ini di Indonesia.
“Saya pikir kepercayaan sebagai chair L20 ini menjadi hadiah besar untuk seluruh keluarga besar KSBSI,” terangnya.
Pada agenda L20 nanti, Elly mengatakan KSBSI akan mengusung 3 isu global. Pertama, soal perlindungan pekerja digital platform, kedua perubahan iklim dan transisi yang adil, ketiga jaminan perlindungan sosial kepada pekerja. “Saya mohon dukungan doa dan semangat agar agenda L20 nanti bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Tugas berat yang harus dihadapi KSBSI saat ini juga soal regenerasi kepemimpinan. Dia menilai, kalau serikat buruhnya tidak mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin serikat buruh, maka KSBSI akan mengalami degradasi gerakan.
“Saya kuatir dan tidak mau menjadi pemimpin gagal karena KSBSI tidak bisa menciptakan regenerasi kepemimpinan. Makanya saya selalu menekankan ke semua pemimpin federasi serikat buruh yang berafiliasi dengan KSBSI supaya memberikan kesempatan orang muda terlibat membesarkan organisasi,” pungkasnya.
Sebab, kata Elly, KSBSI adalah serikat buruh pengkaderan. Jadi, setiap pengurus lama harus memberikan peluang kepada generasi muda untuk memimpin organisasi sampai tingkat nasional. Kemudian, KSBSI sekarang ini lebih mengedepankan gerakan sosial dialog.
Jati Diri Organisasi
“KSBSI telah memutuskan sosial dialog menjadi jati diri gerakan organisasi dan perlu saya pertegas KSBSI juga tidak pernah meninggalkan tradisi buruh turun ke jalan. Karena aksi demo itu juga kekuatan buruh untuk penyeimbang demokrasi,” ucapnya.
Tapi untuk saat ini, dia menjelaskan untuk menyelesaikan masalah perburuhan semuanya tidak bisa diatasi dengan cara unjuk rasa. Sebab, tidak menjamin persoalan selesai. Namun dengan mengedepankan dialog dengan pemerintah dan pengusaha, kemungkinan besar solusi jalan tengahnya.
Nah, dengan mengedepankan sosial dialog banyak hal positif didapatkan KSBSI dari berbagai pemangku kepentingan. Artinya, dengan mengedepankan pendekatan komunikasi, KSBSI telah banyak mendapatkan pengakuan sebagi serikat buruh yang bisa memberikan saran dan solusi.
“Jadi secara alamiah, sosial dialog akhirnya menjadi ciri khas gerakan KSBSI sekarang ini,” terangnya.
Elly juga menegaskan kepada semua pengurus di KSBSI, agar jangan pernah mencari kekayaan di serikat buruh. Sebab, seorang aktivis buruh sejatinya memang panggilan nurani. KSBSI tidak pernah memberikan kekayaan materi. Namun bagi yang terpanggil akan mendapatkan banyak pengetahuan, jaringan dan pengalaman.
Sebagai pemimpin serikat buruh tingkat nasional Elly juga mengatakan dirinya akan berkomiten untuk meningkatkan posisi tawar serikat buruhnya. Salah satunya secara terus menerus membangun kekuatan konsolidasi internal lintas federasi serikat buruh yang berafiliasi. Kemudian menyikapi isu perburuhan, baik ditingkat nasional dan internasional.
“Saya bersyukur, gerakan KSBSI sekarang ini semakin dinamis dan bisa berperan disemua lini. Banyak ide dan gagasannya semakin diterima semua kalangan dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis,” ujarnya.
Terakhir, Elly menyampaikan pesan generasi muda di KSBSI agar tetap belajar dan mengambil peran untuk mengembangkan bakatnya menjadi pemimpin buruh. Serta harus belajar ulet dan sabar dalam menjalani proses berorganisasi. “Karena pada waktunya posisi saya sebagai Presiden KSBSI juga akan digantikan oleh kader-kader muda yang sudah teruji,” tutupnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar