Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Astra Graphia Tbk ("ASGR" atau "Perseroan") di tahun 2021 berhasil membukukan laba bersih Rp87 miliar melesat 83% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp48 miliar.
"Walaupun terjadi penurunan pendapatan bersih sebesar 1% di tahun 2021. Perseroan masih mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp3,299 triliun di tahun 2021 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,349 triliun," kata Presiden Direktur ASGR Hendrix Pramana saat public Expose via zoom meeting, Rabu (13/04).
Menurut Hendrix, Beban Penjualan, Umum dan Administrasi turun 7% menjadi Rp462 miliar bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar Rp428 miliar.
"Sedangkan, Laba kotor menjadi Rp537 miliar dari laba kotor Rp539 miliar tahun sebelumnya," ungkapnya.
Hendrix mengungkapkan, Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Catur Dharma Hall, Menara Astra, Jakarta memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 40% dari total laba bersih tahun buku 2021.
Setiap pemegang saham Astragraphia akan mendapatkan total dividen sebesar Rp26,- (dua puluh enam rupiah) per lembar saham, di mana dividen interim sebesar Rp7,- (tujuh rupiah) per lembar saham sudah dibayarkan pada tanggal 22 Oktober 2021, dan sisanya sebesar Rp19,- (sembilan belas rupiah) per lembar saham akan dibayarkan selambat-lambatnya pada tanggal 13 Mei 2022.
"Dari sisi aset, Total aset perseroan meningkat 16% menjadi Rp2,655 triliun bila dibandingkan dengan total aset Rp2,289 triliun hingga periode 31 Desember 2020," kata Halim Wahjana, Direktur ASGR.
Strategi usaha Perseroan 2022, Halim menegaskan, Perseroan akan berusaha akan mengoptimalkan keuntungan melalui fundamental bisnis dan kepemimpinan pasar serta memperkuat kualitas layanan dan daya saing di area printing dan digital untuk menjadi mitra pilihan dan mendorong pertumbuhan inisiatif baru melalui produk serta layanan printing& digital.
"Dan yang pasti, Perseroan akan memperkuat kompetensi sumber daya manusia melalui peningkatan kemampuan (upskilling) dan pelatihan kemampuan baru (reskilling) untuk memenuhi kebutuhan bisnis baru dan memperkuat kontribusi sosial untuk pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada empat pilar utama yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar