Terorisme dan peredaran narkoba termasuk kejahatan luar biasa atau extraordinary crime. Keduanya menjadi lebih mengerikan ketika menyatu menjadi sebuah kekuatan yang mengancam dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, uang hasil transaksi narkoba digunakan untuk membiayai teror.
Narco-terrorism ini kemudian menggunakan kemajuan teknologi dunia maya untuk menyebarkan pengaruh dan cengkeramannya sehingga muncullah apa yang disebut cyber-narco-terrorism.
"Kami mengapresiasi kinerja Kapolri yang terus berupaya memberantas Narkoba dan terorisme di Indonesia," kata Ketua Pengurus Besar Pergerakan Pelajar Maluku (PB PPM), Usrawainu dalam acara diskusi dengan tema "Mewaspadai Ancaman Narco-Terorisme" di Jakarta, Rabu (30/03).
Pasalnya, ujar Usrawainu, narkoba ini sangat berbahaya begitu juga faham terorisme sangat berbahaya.
Usrawainu yang akrab di sapa Uca juga mengapresiasi langkah densus 88 antiteror yang terus memberangus aksi terorisme.
"Jadi, densus 88 bekerja untuk negara dengan ikhlas dan itu harus terus kita dukung terus" ucapnya.
Uca berharap, kedepan Badan Narkotika Nasional (BNN) terus menerus mensosialisasikan bahaya narkoba ke daerah-daerah agar segala bentuk peredaran narkoba bisa dihilangkan.
"Acara ini murni kepedulian pemuda Maluku untuk membantu pemerintah menekan peredaran narkoba dan mencegah penyebaran paham Terorisme/radikalisme. Jadi, kami ingin bersinergi untuk membangun Maluku yang lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
Hadir para pembicara yang expert di bidangnya diantaranya: Nasir Abas, Konsultan Senior Lembaga Penelitian DASPR, Akmal Aceh, Sekretaris DPP IMM dan Syahrul Ramadhan S,Sos M, Ag, Pengajar dan Kandidat Doktor di salah satu universitas Teheran Iran. Adapun peserta yang hadir kebanyakan dari pelajar Maluku dari 11 kabupaten kota yang berada di Jakarta. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar