Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Sejalan dengan komitmen akan keberlanjutan lingkungan, Nestlé Indonesia menjadikan Hari Peduli Sampah Nasional sebagai momentum untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap penanganan dan pengelolaan sampah. Guna melindungi, memperbaharui, dan memperbaiki lingkungan, Nestlé Indonesia telah melakukan berbagai upaya keberlanjutan pada rantai sistem pangan dari mitra pemasok, operasional hingga inovasi kemasan dalam rangka mendukung penanganan sampah. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah konkret Nestlé dalam mendukung tantangan penanganan sampah yang masih harus menjadi perhatian semua pihak. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai penghasil sampah terbesar di dunia dengan memproduksi 67,8 ton sampah setiap tahunnya.
“Sejalan dengan ambisi NestlĂ© untuk menjadikan 100% kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025 serta mengurangi ⅓ penggunaan plastik baru, kami telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minuman kami, seperti DANCOW, MILO, NESCAFÉ, dan KOKO KRUNCH. Kami sadar bahwa selain menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang, kami juga harus mendukung dan meningkatkan upaya penanganan sampah untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Maka dari itu, NestlĂ© juga terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan sistem penanganan sampah guna membuat masa depan yang bebas dari sampah,” ujar Prawitya Soemadijo, Head of Sustainability PT NestlĂ© Indonesia dalam keterangan pers, Sabtu (26/02).
Melalui komitmen dan ambisi tersebut, Nestlé Indonesia melakukan pendekatan melalui tiga pilar Sustainable Packaging, di antaranya:
1. Pengembangan kemasan inovatif (Develop new packaging)
Nestlé senantiasa mengembangkan inovasi kemasan dengan mengurangi material plastik agar lebih mudah untuk didaur ulang. Sejak 2020, seluruh kemasan siap konsumsi Nestlé telah menggunakan 100% sedotan kertas. Nestlé juga menggunakan mangkuk kertas untuk kemasan produk sereal siap konsumsi dan menggunakan 100% paper cup yang dapat didaur ulang pada proses sampling. Selain itu, Nestlé telah mulai mengurangi penggunaan kemasan multilayer dan menggantinya dengan mono-material sehingga mudah didaur ulang. Pada 2021, kami bekerja sama dengan Siklus untuk melakukan studi guna melihat dampak lingkungan serta penerimaan konsumen terhadap produk dalam kemasan isi ulang.
2. Dukungan bagi masa depan bebas sampah (Supporting a waste-free future)
Dukungan Nestlé terhadap masa depan bebas sampah ditunjukkan melalui berbagai kegiatan maupun kerja sama dengan pemerintah, NGO (non-governmental organization) serta komunitas. Project STOP, merupakan salah satu proyek multi-stakeholder di mana Nestlé turut berkontribusi meresmikan dua fasilitas TPST3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle). Kedua fasilitas tersebut, akan mengumpulkan semua sampah termasuk 1.500 ton sampah plastik pada saat beroperasi penuh pada 2022. Dengan adanya kolaborasi bersama masyarakat dan pemerintah lokal, Nestlé berhasil membangun dan mengelola 10 TPS3R di Karawang, dan pengembangan 10 fasilitas TPS3R tersebut dapat melayani hingga 3.000 rumah tangga. Nestlé juga telah membangun rumah pemulihan material (RPM) serta lima bank sampah di Kebagusan, Jakarta Selatan. Pada 2020, PRAISE, asosiasi yang diinisiasi oleh Nestlé, Coca-cola, Danone, Indofood, Tetra Pak dan Unilever, meluncurkan IPRO (Indonesia Packaging Recovery Organization) untuk mendukung percepatan penerapan circular economy di Indonesia.
3. Mempromosikan kebiasaan bijak kelola sampah (Promoting waste-wisely habit)
Nestlé percaya bahwa dibutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh pihak untuk melakukan perubahan dalam manajemen sampah. Peran individu dalam pengelolaan sampah juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Melalui kegiatan employee volunteering seperti beach clean up day dan program pemilahan sampah di rumah serta penyediaan tempat pilah sampah di setiap wilayah operasionalnya, Nestlé mengajak setiap karyawannya untuk dapat menumbuhkan kesadaran bijak kelola sampah. Selain itu, Nestlé melakukan webinar secara berkala untuk mengedukasi karyawan tentang cara memilah sampah. Kami juga menganjurkan penggunaan kantong maupun wadah ramah lingkungan pada wilayah operasional kami.
“Kami merasa senang dan tentu bangga menjadi bagian dari solusi untuk mendukung upaya pemerintah dalam terciptanya masa depan bebas sampah. Kami berharap, serangkaian inisiatif dan kegiatan NestlĂ©, baik yang telah dilakukan maupun yang masih berjalan, dalam mendukung peningkatan manajemen tata kelola sampah bisa meningkatkan motivasi berbagai pihak agar semakin peduli terhadap lingkungan. NestlĂ© sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman tidak dapat bergerak sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, kami percaya bahwa dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama dengan mitra dan seluruh masyarakat untuk mengatasi tantangan global dalam hal manajemen sampah,” tutup Prawitya. (Lak/Tha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar