OPINI
“ Mata masyarakat dunia, khususnya yang menaruh perhatian pada masalah kemanan internasional mungkin akan tertuju pada situasi yang semakin memanas di Ukraina. Hal ini disebabkan karena situasi yang memanas tersebut bukan hanya soal dalam negeri semata, melainkan melibatkan dua kutub kekuatan dunia, yaitu Rusia cs melawan AS dan NATO “, Ujar Pemerhati Pertahanan dan Kemanan Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (13/2).
Kemudian Dede juga menambahkan bahwa dua kekuatan besar tersebut tidak hanya dilihat dari kepemilikan jumlah pasukan yang besar saja, tetapi masing – masing pihak memiliki sistem persenjataan yang modern dan mutakhir. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan keamana dunia karena dianggap bisa memicu lahirnya Perang Dunia Ketiga (PD IIII). Lihat saja rudal hipersonik 3M22 Zircon milik Rusia yang memiliki kecepatan 6 mach alias 6 kali kecepatan suara, juga mampu menembus sistem pertahanan anti-rudal konvensional. Apalagi rudal ini juga mempunyai kemampuan terbang rendah pada lintasan balistik atmosfer rendah. Ungkapnya.
“ Dengan demikian, kemampuan rudal hipersonik 3M22 Zircon yang memiliki kecepatan sangat tinggi tersebut, dapat membuat tekanan udara di bagian depan membentuk awan plasma saat bergerak. Awan plasma ini menyerap gelombang radio dan membuatnya tidak terdeteksi oleh sistem radar aktif. Inilah salah satu keistimewaan yang dimilikinya. Disamping itu, ia juga mampu terbang menjangkau jarak 1.000 kilometer dengan sistem bahan bakar super canggih, sehingga jika kapal perang Amerika Serikat (AS) atau NATO mampu mendeteksi rudal Zirkon dari jarak 100 mil, itu artinya hanya memiliki waktu sekitar satu menit untuk menetralisirnya. Termasuk sistem pencegat rudal Aegis milik AS hanya punya waktu reaksi 8-10 detik untuk mencegat serangan rudal Zirkon yang masuk. Dalam waktu 8-10 detik itu, rudal Zirkon Rusia sudah menempuh jarak 20 kilometer, dan rudal pencegat tidak cukup cepat untuk mengejarnya “, sambung Dede menjelaskan teknologi Zirkon.
Jika dilihat dari kemajuan teknologi alutsista Rusia dalam hal pengembangan senjata hipersonik tersebut, nampaknya sebagai upaya nyata dalam menyaingi superioritas AS baik dalam ukuran, teknologi, maupun jumlah kapal induk. Sebagaimana kita ketahui bahwa Angkatan Laut AS memiliki 12 kapal induk bertenaga nuklir, sedangkan Rusia hanya memiliki satu kapal induk. Namun perlu diketahui bahwa 15 korvet kelas Buyan Rusia mampu membawa hingga 25 rudal hipersonik Zirkon. Kemampuannya tersebut tentu mampu menenggelamkan kapal induk Amerika yang paling canggih, seperti USS Gerald R Ford. Inovasi seperti rudal Zircon mentransformasikan pengembangan teknologi militer dari sistem berbasis kapal induk.
“ Dengan demikian, masyarakat internasional benar – benar terus mencermati setiap perkembangan situasi disana. Ini bukan soal perang yang terjadi di suatu kawasan semata, melainkan diyakini bisa melebar dan pada akhirnya akan menarik keterlibatan banyak negara untuk terlibat dalam peperangan. Apalagi masing – masing pihak juga memiliki rudal berhulu ledak nuklir sehingga dalam kondisi tertentu dikhawatirkan penggunaan bom nuklir sebagai senjata pamungkas bisa dilakukan, yang tentu saja akan mengancam keamanan global “, pungkas Dede. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar