Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Keterlibatan Pemuda Katolik dalam mewujudkan perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia adalah sebuah keharusan. Pemuda Katolik harus terlibat mendukung Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan menghargai martabat manusia.
Demikian pesan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani dalam audiensi dengan perwakilan Pengurus Pusat Pemuda Katolik di ruang kerja Kantor BP2MI, Jakarta, Rabu, (2/2/2021).
Benny mengapresiasi kehadiran Pemuda Katolik sebagai bentuk dukungan nyata terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI). Ia mengakui BP2MI tidak bisa bekerja sendiri tetapi membutuhkan dukungan antar lembaga masyarakat, agama, dan instansi pemerintah lainnya, termasuk peran Pemuda Katolik.
"Saya mengatakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada PMI butuh kolaborasi dan sinergitas. Dua hal ini akan membantu BP2MI menjadi lembaga pemerintah yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan kepada PMI," sebut Benny.
Benny menambahkan pemerintah terus berkomitmen melindungi PMI yang turut membangun negeri melalui devisa. Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya sudah diratifikasi oleh Indonesia. Pemerintah juga telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Begitu pula, berbagai fasilitas VVIP di Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah disiapkan sebagai simbol penghormatan dan dukungan kepada para pekerja migran Indonesia.
"Saya katakan pemerintah lewat BP2MI ingin memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya para PMI bahwa mereka adalah penyumbang terbesar kedua bagi devisa setelah bidang migas. Mereka tidak perlu malu menjadi migran tetapi berbangga kraena terlibat dalam perkembangan bangsa," Benny menjelaskan.
Ada beberapa penekanan penting yang diusulkan Pengurus Pusat Pemuda Katolik untuk mengatasi berbagai persoalan seperti legalitas, pengupahan, jam kerja, tindakan kekerasan dari pemberi kerja, hingga masalah anggota keluarga para pekerja migran yang tinggal di kampung.
Marcelus Hakeng selaku Ketua Departemen Penataan Jaringan dan Distribusi Kader berharap BP2MI perlu bersinergi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di sektor ini, termasuk penerapan regulasi yang lebih baik serta inovasi dan terobosan dalam tata kelolanya. "Khususnya kepada para pelaut yang mengalami berbagai persoalan kekerasan, upah tidak dibayar, dan lainnya juga harus mendapat perhatian," harap Hakeng.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Bidang Hubungan OKP dan Antar Lembaga Bondan Wicaksono. Menurutnya pertemuan bersama BP2MI adalah untuk membangun sinergitas antar Pemuda Katolik dan BP2MI dan berharap program-program pendampingan dan perlindungan kepada para migran bisa membuat mereka memiliki keterampilan dan tersertifikasi secara internasional.
Bondan juga mengapresiasi langkah dan terobosan baru dari BP2MI dalam memaksimalkan pelayanan dan perlindungan kepada para migran. "Kami memberi apresiasi kepada BP2MI atas langkah dan terobosan baru dalam memaksimalkan pelayanan dan perlindungan kepada para migran," ujar Bondan.
Selain Bondan dan Hakeng, mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik Ketua Bidang Politik dan Kepemiluan Beny Wijayanto serta Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Yustinus Wuarmanuk. Hadir juga Deputi Bidang Penempatan Dan Perlindungan Kawasan Asia Dan Afrika Agustinus Gatot Hermawan, S.H., M.H dan Deputi Bidang Penempatan Dan Pelindungan Kawasan Eropa Dan Timur Tengah, Irjen Pol. Achmad Kartiko, S.I.K., M.H.
Di akhir audiensi diajak untuk berkeliling ke beberapa ruangan seperti Command Center dan ruang Big Data yang selalu update kondisi dan situasi para pekerja migran terkini. Hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan kehadiran Benny Rhamdani di Sekretariat Pusat Pemuda Katolik untuk membicarakan program pengembangan bersama Pemuda Katolik. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar