Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Globalisasi telah membuka pasar dan memperluas batas-batas geografisnya. Perdagangan Internasional telah berkembang pesat sejak tahun 1990 dengan bangkitnya rantai nilai global. Kemajuan teknologi di bidang transportasi, informasi dan komunikasi, serta berkurangnya hambatan perdagangan yang memungkinkan produsen memperluas proses produksi di luar batas negara.
Namun demikian, pesatnya kemajuan teknologi yang ditandai dengan perkembangan tren otomatisasi dan digitalisasi telah menimbulkan kekhawatiran akan menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan manusia. Harus. diakui otomatisasi dan digitalisasi akan memberi dampak pada menurunnya permintaan terhadap pekerjaan yang sifatnya rutin, namun demikian disi yang lain juga berpotensi menghasilkan pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan baru seperti keterampilan kognitif, misalnya pemecahan masalah, keterampilan komunikasi antar pribadi, dan keterampilan inti lainnya.
"Perkembangan isu lingkungan di level global juga diprediksi akan mempengaruhi tren masa depan pekerjaan. Berbagai negara di dunia kini mulai aktif merespon dan memberikan perhatian khusus terhadap fenomena perubahan iklim dan kerusakan lingkungan dan diprediksi akan menjadi salah satu faktor pendorong perubahan tren industri di masa depan," kata Dedeh Farihah, Sekretaris Daerah F SP NIBA KSPSI dalam Konferensi Tingkat tinggi Serikat Pekerja/Buruh dengan Tajuk "Keterlibatan Organisasi Pekerja dalam Agenda Pengembangan Ketrampilan dan Pembelajaran Sepanjang Hayat" di Jakarta, Jum'at (21/01).
Terbukti saat ini, ujar Dedeh, mulai berkembang industri yang mengusung tren ramah lingkungan, misal di Industri Otomotif dengan diproduksinya mobil listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan. Tren ini akan membuka kesempatan pentingnya. meningkatkan keterampilan pekerja untuk siap menyambut berbagai jenis pekerjaan dan lapangan kerja baru ramah lingkungan di masa depan.
Berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun ini, Pemerintah meyakini bahwa terdapat setidaknya dua sektor industri yang dapat menjadi unggulan dalam meningkatkan produktivitas pasar tenaga kerja di Indonesia, yakni sektor digital dan pariwisata. Selain membuka potensi mendatangkan sejumlah keuntungan bagi devisa negara, dua sektor ini pun membuka peluang terbukanya lapangan pekerjaan baru di Indonesia.
Meskipun, lanjut Dedeh, ketakutan akan otomatisasi dan robotisasi yang dapat mengungguli pekerja manusia tetap ada, diskusi tentang bagaimana teknologi akan lebih diarahkan sebagai pelengkap pekerjaan dibandingkan pengganti daripada pekerja, diharapkan dapat terjawab seiring dengan peningkatan keterampilan pekerja.
Narasi di atas menunjukkan pekerja di Indonesia perlu lebih adaptif dan terbuka terhadap keterampilan apa saja yang akan dibutuhkan guna mempertahankan pekerjaannya di masa mendatang. Mengutip pernyataan Guy Ryder-Director General ILO, "Kita perlu memoles ulang keterampilan sepanjang karier kerja, dan ini memerlukan peninjauan ulang model dan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk menciptakan masa depan yang kita inginkan," ucapnya.
"Pengembangan Keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat perlu menjadi agenda utama, dalam konteks transformasi yang sangat besar di dunia kerja, dan dengan tujuan mengembangkan pendekatan yang berpusat pada manusia untuk masa depannya," ungkapnya.
Gagasan ini tertuang dalam dokumen Deklarasi Seratus Tahun ILO untuk Masa Depan Pekerjaan yang menyerukan kepada pemerintah untuk membuat serangkaian tindakan untuk mengatasi tantangan perubahan transformatif yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan fokus pada agenda ekonomi yang berpusat pada manusia. Deklarasi tersebut berfokus pada tiga bidang aksi, yaitu peningkatan investasi pada kemampuan masyarakat, institusi kerja, dan pekerjaan yang layak dan berkelanjutan.
Berdasarkan sejumlah data dan temuan di atas perihal dampak pandemi yang mendorong peningkatan jumlah pengangguran dan penurunan pendapatan, rendahnya derajat produktivitas pekerja di Indonesia, potensi masalah yang muncul dari bonus demografi yang tidak terkelola dengan baik, dan dunia kerja yang berubah serta jenis pekerjaan baru yang muncul di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Maka dari itu, Dedeh mengatakan, serikat pekerja/buruh sebagai salah satu pemangku kepentingan di bidang ketenagakerjaan yang memiliki peran penting dalam menyuarakan dan mewakili kepentingan pekerja, penting untuk dapat merespon dengan ikut terlibat dalam inisiatif pengembangan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat.
Disisi lain, imbuh Dedeh, Serikat pekerja/buruh akan berperan untuk mengawal agenda dan proses pengembangan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat sesuai komitmen Pemerintah yang telah dituangkan dalam dokumen RPJMN 2019-2024,dan juga deklarasi Menteri Tenaga Kerja G20 pada 2016 yang meliputi upaya meningkatkan kualitas kerja, meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja, dan menciptakan kesempatan kerja.
"Dalam konteks mendorong pembangunan berkelanjutan, keterlibatan) serikat pekerja/buruh akan memastikan berbagai kesenjangan yang telah dan akan ada tertangani dengan baik, memastikan sistem pendidikan dan pelatihan peka terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja, dan meningkatkan kapasitas pekerja untuk memanfaatkan peluang yang tersedia untuk kerja layak," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar