Tercatat 192 negara dari berbagai penjuru dunia berpartisipasi dalam World Expo yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali ini. akan membuka peluang untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Pada kesempatan ini, Indonesia mempromosikan potensi perdagangan, investasi, hingga pariwisata kepada dunia.
Sebagai kegiatan pembuka Kemenkeu menyuguhkan Talkshow bertajuk: Unlocking Middle East Market for Indonesia SMEs Product kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh delegasi dari negara tetangga seperti Brunei dan Malaysia, serta pengunjung yang tengah berkunjung pada Paviliun Indonesia.
Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini terbuka untuk masyarakat umum, terutama untuk UMKM Indonesia yang berorientasi ekspor yang bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan mengenai peluang ekspor bagi produk UMKM Indonesia
2. Menampilkan kisah sukses dari produk UMKM Indonesia yang menembus pasar Timur Tengah dengan bantuan dan fasilitasi dari LPEI dan
3. Menunjukkan dukungan Pemerintah khususnya Kemenkeu cq Lembaga Pengelolaan Ekspor Indonesia untuk pemulihan ekonomi kepada sektor UMKM melalui berbagai skema.
Kegiatan dimulai dengan pidato pembuka dari Atase Keuangan Abu Dhabi Boby Wahyu Hernawan
“UMKM Indonesia memiliki peran besar bagi ekonomi Indonesia, UMKM juga memilki peran penting dalam gejolak ekonomi saat ini. Kini, Indonesia ditantang dengan keterbukaan ekonomi dunia, pada kesempatan ini kita membahas peluang dan cara bagi UMKM Indonesia untuk menembus pasar internasional terutama Timur Tengah,” kata Boby dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/12).
Setelah pidato pembuka, acara dilanjutkan dengan diskusi panel dengan menampilkan pembicara yang hadir secara secara langsung yaitu Manajer Komersial Internasional sekaligus Mantan Manajer Wilayah Indonesia Lulu Grup Hypermarket, Ajay Nair.
Dalam paparannya, Ajay memaparkan tentang peluang produk UMKM Indonesia untuk merambah pasar Timur Tengah, terutama Dubai dan Abu Dhabi. “Kita mencari produk perabotan rumah tangga, minyak, Indonesia juga terkenal dengan hasil ikannya, ini sebuah peluang yang memiliki prospek bagus untuk beberapa tahun kedepan,” jelas Ajay Nair.
Sementara itu, pembicara yang mengikuti secara online dalam acara ini, Intan Anastasia Amsyah, Pendiri dan Pemilik CV Hitara Cipta Selaras, membagikan kisah sukses dari Hitara Black Garlic dalam menembus pasar ekspor.
Hal ini dilanjutkan dengan pemaparan program peningkatan kapasitas UMKM dari Lembaga Pengelola Ekspor Indonesia/Indonesia Eximbank sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan oleh Kepala Departemen Jasa Konsultasi, Lembaga Pengelola Ekspor Indonesia Nila Meidita.
Nila mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki setidaknya 3 (tiga) program utama Jasa Konsultasi untuk meningkatkan kapasitas UKM yaitu Coaching Program for New Exporter (CPNE) yang merupakan program pelatihan selama satu tahun untuk menciptakan eksportir baru, Marketing Handholding yang merupakan program percepatan ekspor dengan memberikan askes Global Marketplace kepada UKM dan Desa Devisa yang merupakan program pengembangan komunitas suatu wilayah berbasis komoditas.
Pada Dubai Expo 2020 Kementerian Keuangan menampilkan 13 produk UMKM berbasis ekspor. Ke-13 UKM tersebut berasal dari ketiga program pendampingan LPEI yaitu CPNE, Marketing Handholding, dan Desa Devisa. Sektornya pun beragam seperti produk kelapa, handicraft, makanan dan minuman, dan perkebunan.
Tujuannya adalah tentu untuk membantu meningkatkan potensi perdagangan Indonesia. Acara ini yang diselenggarakan secara hybrid ini juga disiarkan secara langsung pada Youtube Kementerian Keuangan pada tautan: https://youtu.be/J72rjY_BLLc. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar