Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Bank of India Indonesia Tbk. ("BSWD" atau "Perseroan") pada Kuartal-III 2021, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9 miliar meningkat 112,05 persen bila dibandingkan dengan rugi bersih Rp71 miliar pada 31 Desember 2020.
"Selain itu, Perseroan mencatat Kredit yang diberikan sebesar Rp1,83 triliun per 30 September 2021 menyusut 4.70 persen bila dibandingkan dengan Rp1,94 triliun pada 31 Desember 2020," kata Direktur BSWD, Ferry Koswara dalam Public Expose di Jakarta. Kamis (09/12)
Hal ini berhubungan dengan antisipasi Perseroan akibat pandemi. "Perseroan berupaya menekan angka kredit yang dikucurkan dengan lebih selektif dalam memilih nasabah berdasarkan kemampuan kreditnya," ucapnya.
Menurut Ferry, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp2,065 triliun menyusut sebesar 15,16 persen bila dibandingkan dengan Rp2.434 triliun pada 31 Desember 2020.
Penurunan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) sebesar Rp436,9 miliar atau naik sebesar 18 persen bila dibandingkan dengan Rp370,1 miliar pada 31 Desember 2020.
Disisi lain, kata Ferry, Perseroan juga membukukan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di level 8,74 persen secara gross dan 4,93 persen secara net pada 30 September 2021.
Untuk NIM dan BOPO, Perseroan mencatatkan rasio masing-masing sebesar 2,68 persen dan 93,65 persen. "Adapun, rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) tercatat 0,40 persen atau turun tipis bila dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2020 yakni 0,49 persen," ungkapnya.
Sementara itu, Ferry menambahkan, rasio ROE mencapai 1,09 persen atau naik dari posisi 31 Desember 2020 yang turun 6,84 persen.
Dari sisi aset, ujar Ferry, total aset Perseroan mencapai Rp3,31 triliun per 30 September 2021 menyusut sebesar 11,02 persen bila dibandingkan dengan total aset pada 31 Desember 2020 sebesar Rp3,72 triliun.
Sedangkan, Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) Perseroan tercatat sebesar Rp2.2 triliun atau turun sebesar 4,12 persen bila dibandingkan dengan Rp2.3 triliun pada 31 Desember 2020. Penurunan ini terjadi seiring penurunan aset produktif Perseroan.
Asal tahu saja, Rasio kecukupan modal (CAR) Perseroan selalu berada jauh di atas yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yang hanya 8% saja. Pada 30 September 2021 CAR Perseroan mencapai 47,70 persen. "Dalam masalah mengelola modal, Perseroan mengambil kebijakan penghindaran risiko dengan menjaga modal cukup besar terhadap aset tertimbang menurut risiko," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar