Tiket acara luring dapat dipesan secara gratis melalui LOKET, mulai tanggal 11 November 2021. Sedangkan pemutaran film secara daring eksklusif tayang di Vidio.com.
Jakarta Film Week telah menerima submisi film sebanyak 277 film. Jumlah tersebut sudah termasuk film panjang dan film pendek, dari berbagai jenis genre. Film-film tersebut berasal dari Asia, Eropa dan negara lain, dengan total 30 negara partisipan.
Jakarta Film Week akan dibuka dengan world premiere dari film Indonesia yaitu Ranah 3 Warna, produksi MNC Pictures yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Sementara Whether The Weather is Fine, produksi Globe Studios dan karya sutradara asal Filipina, Carlo Francisco Manatad akan menjadi film penutup.
Whether The Weather Is Fine merupakan film ko-produksi antar negara, termasuk Filipina, Indonesia, Qatar, Prancis, Singapura, Jerman dan sudah tayang perdana di Locarno Film Festival ke-74.
Selain Film Ranah 3 Warna, sejumlah film juga akan world premiere di Jakarta Film Week, di antaranya; Just Mom produksi Hanung Bramantyo dengan sutradara Jeihan Angga, Kadet 1947 karya Rahabi Mandra dan Aldo Swastia yang diproduksi oleh Temata Studio, Marapu Fire & Ritual, sebuah film dokumenter karya Andrew Campbell, dan Dari Hal Waktu karya Agni Tirta.
Ada juga film-film internasional yang sudah masuk festival bergengsi di dunia akan tayang perdana di Indonesia melalui Jakarta Film Week, di antaranya Petite Maman karya sutradara Perancis Celiné Sciamma, Black Box karya sutradara Yann Gozlan, Souad karya sutradara Ayten Amin dari Mesir, Barbarian Invasion karya Tan Chui Mui sutradara senior asal Malaysia, Death Knot Film perdana Cornelio Sunny, Film black comedy asal Myanmar, Money Has Four Legs, FilmSuperhero lokal, Mang Jose asal Filipina, Film dari Jepang Me and The Cult Leader dan juga film dari Malta yang berjudul Luzzu.
Program film yang akan hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia dan internasional. Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi khusus untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival.
Diputarnya film-film tersebut menjadi momen spesial, karena tidak semua diputar untuk umum di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Festival Ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon. Jika ada kesempatan dapat menghadiri sebuah festival film, Shenina menyarankan manfaatkanlah kesempatan tersebut sebaik mungkin, karena belum tentu film yang tayang di festival ini akan diputar lagi di Indonesia.
“Festival film itu buat saya adalah ajang di mana kita bisa menyaksikan film-film yang mungkin tidak bisa kita saksikan di banyak tempat secara mudah. Dan ini kita cuma tinggal datang untuk menyaksikan film tersebut. Mungkin juga film tersebut cuma sekali itu saja ditayangkan di negara kita. Ini sesuatu yang spesial, belum lagi kalau bisa ketemu dengan pembuat filmnya langsung,” ungkap Shenina. Kamis (11/11)
Sebagai seorang aktor dan penikmat film, Shenina dengan sangat antusias mengajak siapapun untuk meramaikan Jakarta Film Week. “Siapapun khususnya generasi muda, ayo datang ke Jakarta Film Week. Rasakan serunya nonton film - film keren dari banyak negara. Nikmati atmosfer berpetualangan dari satu cerita ke cerita film berikutnya.” lanjutnya.
Shenina Cinnamon mengatakan bahwa dirinya sudah menanti beberapa judul film yang akan tayang di Jakarta Film Week. Di antaranya Barbarian Invasion, Dari Hal Waktu, Mang Jose, Zero, Death Knot, Just Mom dan The Tales of the Black Saint.
Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Lima ide cerita film pendek yang telah melewati pitching forum, proses mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar, diproduksi dan akan ditayangkan pada saat festival berlangsung. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar