Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Cabang Olahraga (Cabor) Muaythai terancam tidak akan dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara (Sumut) tahun 2024.
Untuk itu, Koordinator Muaythai Indonesia menggelar Diskusi Nasional dengan tema "Standarisasi Nasional Tata Kelola Organisasi Modern dan Profesional serta Tata Kelola Pembinaan Prestasi Atlet, Pelatih, Wasit dan Kompetisi yang Bermartabat untuk Membangun Prestasi Internasional".
"Terkait hal tersebut, Pihaknya melakukan beberapa evaluasi pasca PON Papua 2021 kemarin," kata Wakil Ketua Umum I Koni Pusat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Suwarno kepada Koran Duta Nusantara Merdeka di Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu malam (07/11/21).
Menurutnya, Evaluasi dihadapkan dengan penyelenggaraan, sehingga kita akan menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki, sehingga kedepannya bisa lebih baik.
Mantan Pangdam V/Brawijaya itu juga mengatakan, cabang bela diri sudah banyak yang menerapkan sistem penilaian yang baik, sehingga tidak menimbulkan suatu permasalahan atau komplain dari kalangan atlet dan kontingen dari masing-masing provinsi.
"Kita melihat Taekwondo bagus, tidak ada masalah, Karate tidak ada masalah. Tapi khusus untuk cabang Muaythai ini kita melihat masih banyak yang harus diperbaiki," ucapnya.
Suwarno mengambil contoh, diawali dari sebelum bertanding, atlet sudah menolak untuk melakukan test antigen.
"Saya menyampaikan, kalau yang tidak mau test ya silahkan tidak usah bertanding, kalau seandainya seluruhnya tidak mau ditest antigen, ya silahkan Muaythai dicoret, tidak usah ikut bertanding di PON," tegasnya.
Selain itu, Suwarno juga menyampaikan edaran berdasarkan pengalaman dari PON sebelumnya, pihaknya mengupayakan tidak terjadi perolehan medali emas ganda.
"Ternyata terjadi lagi, masih juga terjadi protes dari Koni-Koni provinsi, yaitu dimenangkannya atlet DKI yang dengan atlet Kaltim," ucapnya.
Atlet tersebut, Suwarno bilang, sudah lempar handuk di ronde pertama, namun dilanjutkan kembali hingga ronde ketiga.
"Yang itu ujung-ujungnya sampai tingkat PB PON, yang mestinya ini tidak boleh juga terjadi, sehingga kami melihat bahwa salah satu sistem yang digunakan (Muaythai) untuk penyelenggaraan pertandingan itu tidak bagus," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar