Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dalam rangka memperkuat jaringan ukhuwah Islamiyah, Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI mengadakan serial webinar ke-VI yang mengusung tajuk "Musawah Tathowuriyah Pemuda Pesantren dan Perguruan Tinggi dalam Mengisi Kemerdekaan" pada Sabtu (28/8/2021) pagi.
Kegiatan ini diadakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan menghadirkan para pemateri yang handal. Di antaranya opening speech disampaikan oleh Ketua MUI KH. Cholis Nafis, Ph.D., Wasekjen MUI Dr. KH. Arif Fahrudin, M.Ag., dan Ketua KUI Drs. Adnan Harahap. Sementara untuk Narasumber adalah Anggota DPR RI Dr. KH. Mujib Rohmat, MH., dan Pimpinan Ponpes dan Akademisi Dr. KH. Ishom El Saha, MA.
Menurut KH. Cholis Nafis, Ph.D., ukhuwah Islamiyah dipandang sebagai undang-undang ilahi dan prinsip Islam yang berdasar pada Firman Allah SWT QS. Ali Imran ayat 103: "Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara."
Ketua MUI itu berharap Komisi Ukhuwah Islamiyah mampu menghasilkan naskah-naskah yang berisikan ide, konsep dan pikiran yang dipersembahkan untuk umat dan bangsa.
"Agar bermanfaat dan ada yang dipersembahkan untuk umat dan bangsa," ucapnya.
Sementara itu, Dr. KH. Ishom El Saha, MA., menilai pentingnya kaula muda agar peduli pada permasalahan-permasalahan bangsa. Kaula muda di Indonesia mewakili sebagian besar dari total populasi dan mereka merupakan komponen yang efektif dan penting untuk proses pembangunan Indonesia ke depan. Ia mendorong dan menyoroti partisipasi kaum muda dalam urusan-urusan keumatan dan kebangsaan. Menurut Ishom El Saha, pemuda memiliki energi dan kemampuan untuk memberi, mereka adalah sumber daya manusia yang mampu bekerja dan berproduksi, kaum muda adalah solusi dari semua masalah masyarakat. Oleh sebab itu, penting bagi generasi tua untuk memberikan pengarahan kepada mereka.
"Pemudalah yang mewarnai, maka kita harus arahkan mereka," katanya.
Dalam kajian serial kali ini, Dr. KH. Mujib Rohmat, MH., menyampaikan tentang pentingnya persatuan nasional. Persatuan nasional yang didasarkan pada cinta, kepemilikan, mempertahankan dan melawan kekuatan eksternal yang mencoba untuk merongrong kemerdekaan dan kewibawaan bangsa Indonesia.
Ia berharap dengan komisi ukhuwah ini, tercipta suasana cinta, toleransi, solidaritas, persaudaraan, dan koeksistensi di antara anak-anak bangsa.
"Musawah Tathowuriyah (kesamaan cita-cita, red) merupakan hal yang sangat mendasar bagi sebuah bangsa, serta menjadi perekat, pengikat, dan tali ikatan yang mempersatukan bangsa untuk melaksanakan agenda-agenda," tegas KH. Mujib Rohmat.
Webinar ini semakin menarik lantaran terdapat sesi tanya jawab dan sharing seputar materi yang telah disampaikan oleh narasumber.
Beberapa peserta webinar juga melontarkan pertanyaan dan pernyataan mengenai bahaya dan dampak ekstremisme pada masyarakat.
Ekstremisme saat ini menjadi musuh bersama dan salah satu penyakit yang paling berbahaya serta dapat menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat. Selain itu, ekstremisme juga dapat membunuh semangat toleransi, menciptakan pola pikiran fanatik yang penuh dengan kebencian terhadap yang lain, menggunakan kekerasan dengan tujuan memaksakan prinsip-prinsip tertentu, dan masalah ini dapat meningkat ke titik perbuatan terorisme.
Sudah saatnya, umat dan bangsa ini bersatu untuk membangun sikap toleransi beragama, koeksistensi bersama dan kerjasama yang beradab dan budaya di antara masyarakat. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar