Agenda peluncuran yang digelar hari Rabu (25/8) secara daring, dihadiri oleh Gumilar Ekalaya selaku Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Ekky Imanjaya sebagai Festival Board, Rina Damayanti selaku Direktur Festival dan Lisa Siregar yang menjadi Program Koordinator.
Menariknya, festival ini akan membuka kesempatan atau peluang baru untuk berkarya, memperluas jaringan, serta menemukan potensi-potensi baru di tengah kondisi terbatas pasca pandemi. Festival ini juga diharapkan dapat mengambil bagian dalam penguatan ekonomi pasca pandemi.
“Dengan mendukung industri film dan pelakunya lewat festival ini, Disparekraf DKI Jakarta menunjukkan langkah nyata mendukung ekonomi kreatif kembali bangkit pasca pandemi. Kami berharap ini bisa menjadi momentum untuk menguatkan lagi industri perfilman, karena industri film di Indonesia merupakan salah satu potensi industri film yang besar di dunia,” ungkap Gumilar Ekalaya, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
Kehadiran Jakarta Film Week juga akan menjadi wadah penguatan kemampuan dan pengetahuan mengenai gagasan dan teknologi baru dunia film kepada para pelaku industri film Indonesia.
“Dengan festival bertaraf internasional ini, diharap dapat memperkuat daya saing film Indonesia di forum internasional. Selain itu, Jakarta Film Week juga ingin mengajak para sineas untuk beradaptasi dengan berbagai tantangan dan bentuk baru sebagai upaya bersama membangun kembali industri film,” tambah Rina Damayanti, Direktur Festival Jakarta Film Week.
Dalam pelaksanaannya, Jakarta Film Week memiliki dua program utama. Yaitu, program pemutaran film dan program non pemutaran film. Program pemutaran film di Jakarta Film Week, akan memutarkan film panjang dan film pendek dari Indonesia dan Internasional, yang terbagi ke dalam 2 kategori: kompetisi dan non kompetisi.
Untuk kategori kompetisi, Jakarta Film Week memiliki tiga penghargaan yaitu; Global Feature Award (penghargaan film panjang internasional terbaik), Direction Award atau (penghargaanfilm panjang Indonesia terbaik) dan Global Short Award (penghargaan film pendek internasional terbaik).
Pembuat film dapat mendaftarkan karya filmnya paling lambat hingga 30 September 2021.
Film-film yang terpilih, akan dibagi ke dalam dua kategori: kompetisi atau non kompetisi, yang akan ditayangkan secara daring dan diputar langsung di bioskop.
Program non pemutaran dari Jakarta Film Week akan berisi Jakarta Film Fund, Masterclass, Talks, Community serta Exhibition dan Showcase. Jakarta Film Fund adalah kompetisi ide cerita yang bisa diikuti oleh khusus warga DKI Jakarta. Pendaftaran ide cerita telah dibuka dan akan ditutup pada 12 September 2021 mendatang.
Para dewan juri akan memilih 5 cerita terbaik, yang akan mendapatkan dukungan dana produksi sebesar Rp 30.000.000,-. Pemenang juga akan mendapat mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar.
Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung di November mendatang.
Selain memberikan pelatihan untuk para profesional, dalam program Masterclass juga akan menghadirkan para profesional di bidang industri film dan narasumber yang berpengalaman di industri film internasional.
Karena itu, program non pemutaran film lainnya diharap dapat menjadi ruang bagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli untuk mengembangkan proyek film dan organisasinya masing-masing.
Jakarta Film Week diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan.
Selain itu dapat menjadi pemicu bagi industri film di daerah lain untuk semakin berkembang sehingga bisa meningkatkan kualitas industri film di Indonesia secara keseluruhan. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar