"Alhasil, Laba Bersih Perseroan mengalami kenaikan sebesar 27%, dari Rp 20.36 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 27.72 miliar pada tahun 2020. Peningkatan laba usaha ini disebabkan oleh selisih perseroan meningkat untuk tahun kedepan," kata Welly Thomas, Direktur Utama SGER saat Public Expose di Jakarta. Senin (02/08)
Pada tahun 2021, kata Welly, Kenaikan harga batubara sepanjang tahun ini sudah melejit 79% menjadi US $ 144 per ton, dimana peluang ini akan digunakan sebaik-baiknya oleh Perseroan dengan meningkatkan volume penjualan export.
"Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan telah mendirikan Commodity Trading Company di Singapura guna memperoleh lebih banyak kontrak dengan Customer di Asia," ucapnya.
Dalam bidang renewable energy, sambungnya, Perseroan sedang mencoba menjajaki usaha pengolahan sampah menjadi energy yang merupakan program usaha Energi Baru dan Terbarukan dari Perseroan.
Selanjutnya juga disampaikan, Perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar 30% dari Laba Bersih tahun 2020 atau sejumlah Rp8.256.000.000,- dan sebesar Rp1.000.000.000 disisihkan untuk dana cadangan; dan sisanya ditetapkan sebagai laba ditahan.
"Bahkan, Perseroan juga membagikan dividen saham berasal dari kapitalisasi saldo laba yang belum dicadangkan sebanyak-banyaknya Rp104.576.000.000, yang akan dibagikan sebagai Dividen saham dengan Ratio 6:1," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar