“ Percepatan laju ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhirnya berdampak pada banyak perubahan, termasuk hampir seluruh sendi kehidupan masyarakatpun turut berubah. Pada akhirnya masyarakat akan menhadapi sebuah tatanan kehidupan baru yang menuntut banyak penyesuaian. Apalagi di tengah pandemi covid 19 yang sedang melanda dunia saat ini, semakin mempercepat proses perubahan di banyak strata kehidupan.
Ada banyak tantangan dan permasalahan di depan mata, dan sekaligus juga sebenarnya ada banyak kesempatan bagi mereka yang jeli dan peka melihat peluang di masa depan. Disinilah peran kepemimpinan menjadi sangat strategis sekali.
Oleh karena itu karakter kepemimpinan yang diperlukan di masa depan menjadi sangat penting “, demikian disampaikan oleh Dede Farhan Aulawi dalam paparannya ketika memenuhi undangan sebagai narasumber dalam Program Dialog Politik yang diselenggarakan oleh DPW Partai Perindo Jawa Barat di Bandung, Kamis (1/7).
Lebih lanjut Dede pun menyampaikan bahwa untuk menentukan karakter kepemimpinan yang diperlukan di masa depan, harus memahami dulu hal yang terkait dengan tantangan kekonian dan juga tantangan di masa depan itu sendiri. Prognosanya dikaitkan dengan berbagai instrumen perubahan, termasuk didalamnya trend teknologi di masa depan serta perubahan lingkungan strategis nasional, regional, dan internasional.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi tersebut bisa dilihat dengan variabel – variabel VUCA world. VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi dunia di masa kini, dan tentu akan berpengaruh juga di masa depan. Istilah ini awalnya diciptakan oleh militer Amerika tahun 1987 untuk menggambarkan situasi geo-politik saat itu. Ungkapnya.
Volatility berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik. Uncertainty bermakna sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Complexity adalah adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi.
Ambiguity didefinisikan sebagai beban berat realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau sbuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyakan. VUCA secara tidak langsung menciptakan suatu tren baru yang penting untuk dipahami oleh para pemimpin dan calon pemimpin agar mampu menelurkan sebuah kebijakan dan keputusan yang mampu menjawab kebutuhan masa kini dan masa depan.
Terkait dengan hal tersebut, kemudian Dede meneruskan penjelasan yang terkait dengan karakter kepemimpinan. Menurutnya karakter kepemimpinan masa depan adalah :
1. Visi yang futuristik
2. Open minded
3. Kreatif
4. Action
5. Spiritualitas
6. Inisiatif
“ Keenam karakter tersebut bisa disingkat menjadi “VOKASI”. Jadi para calon pemimpin masa depan itu, minimal harus memiliki enam karakter di atas agar bisa hadir dan tampil untuk menjawab tantangan di zamannya, serta mampu mengeluarkan kebijakan dan strategi yang solutif untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa. Untuk itulah mereka harus memiliki semangat dan keingginan untuk terus belajar guna menambah cakrawala dan horizon kedewasaan dalam menyusun puzzle masa depan agar Indonesia semakin maju. Keep reading on and find your best option “, pungkas Dede mengakhiri percakapan. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar