HMETD yang ditawarkan ASSA cukup unik karena mengandung Obligasi Konversi sebanyak 600 juta unit dengan rasio setiap pemegang 453 lembar saham lama (yang ter berhak memperoleh 80 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu unit Obligasi Konversi dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.200 per unit yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Asal tahu saja, ASSA mentargetkan perolehan dana melalui PMHETD ini sekitar Rp720 miliar yang setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebagian besar yaitu sekitar Rp639,3 miliar akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank yang diambil di 2019 untuk memulai bisnis last Mile Delivery Anteraja serta akuisisi lelang otomotif PT JBA.
Sekitar Rp18,52 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha jasa pergudangan Titipaja (efulfilment), serta sisanya untuk modal kerja Perseroan.
Nantinya, Obligasi Konversi dari proses HMETD ini akan dapat diperdagangkan dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2 tahun setelah tanggal emisi dan bersifat zero-coupon.
Jumlah saham apabila Obligasi Konversi ini dikonversi menjadi saham adalah sebanyak-banyaknya 600 juta lembar saham baru atau setara dengan 15,01% dari total saham setelah pelaksanaan konversi jika tidak terdapat penyesuaian pada harga konversi.
Yang lebih menarik lagi, apabila masih terdapat sisa HMETD yang belum dilaksanakan, maka seluruh Obligasi Konversi yang tersisa akan diambil oleh International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari grup Bank Dunia.
"Kami bersyukur sekali memperoleh pernyataan efektif ini selain tentunya atas kepercayaan dari IFC yang akan menjadi pemegang saham ASSA," kata Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto dalam keterangan tertulis. Selasa (06/07)
Disisi lain, kata Projo, Kami akan terus melanjutkan proses transformasi ke arah End-to-End Logistic berbasis teknologi sambil memperkuat pilar bisnis lainnya di bidang ekosistem mobilitas dan penjualan kendaraan bekas.
"Dengan ekosistem yang saling terintegrasi ini, kami yakin akan mampu mengambil peluang pertumbuhan pesat di tengah model bisnis Sharing Economy berbasis digital yang menjadi tren di masa kini dan mendatang," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar