"Sementara laba kotor naik 124,5% menjadi Rp113,2 miliar, dan laba bersih melesat 304,4% menjadi Rp64,6 miliar dari Rp15,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya," kata Padli Noor, Direktur Independen ZINC dalam keterangan tertulis. Senin (21/06)
Hingga Kuartal I-2021, kata Padli, ZINC telah memproduksi ore sebesar 126.000 ton, meningkat 57,5% jika dibandingkan dengan produksi ore pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 80.000 ton.
"Kami bersyukur berhasil melewati kuartal pertama di tahun ini dengan hasil yang memuaskan. Melihat tren kenaikan harga komoditas dan permintaan untuk konsentrat yang masih tinggi, kami optimis hingga
akhir tahun dapat mempertahankan kinerja yang positif," ujar Padli.
Realisasi kinerja yang positif selama Kuartal I-2021, ditunjukan oleh
peningkatan penjualan komoditas yang diproduksi oleh ZINC. "Tercatat, per Maret 2021 penjualan konsentrat seng sebesar Rp108,6 miliar, atau naik 35,6% dari Rp80 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya (YoY). Penjualan komoditas perak tumbuh 19,5% (YoY) dari Rp36,6 miliar menjadi Rp43,8 miliar," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut Padli, penjualan konsentrat timbal mengalami penurunan sebesar 13,8% (YoY) menjadi Rp39,2 miliar dari Rp45,5 miliar, dan penjualan bijih besi mengalami penurunan 12,5% (YoY) menjadi Rp3,9 miliar. "Namun demikian, ZINC memperoleh tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp32,7 miliar pada Kuartal I-2021," ucapnya.
Sebelumnya, ZINC menetapkan target penjualan di tahun 2021 mencapai Rp1,2 triliun. ZINC optimis kinerja positif pada kuartal pertama ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan strategi yang dijalankan yaitu meningkatkan kapasitas produksi sebesar 20-30% mencapai 564.000 ton konsentrat.
Padli menambahkan, "Kami optimis target tersebut dapat direalisasikan seiring dengan perbaikan ekonomi dan industri manufaktur, dan didukung oleh tingginya permintaan konsentrat dari berbagai negara, dimana hingga saat ini ZINC telah mengantongi kontrak penjualan konsentrat mencapai setengah kuota ekspor yang dimiliki membuat permintaan akan konsentrat terus meningkat," ujarnya.
Asal tahu saja, Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja di tahun ini, ZINC telah merampungkan pembangunan pemurnian timbal pertama di Indonesia yang berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Direncanakan smelter timbal akan memasuki tahap commissioning, dan bisa beroperasi secara komersil pada Kuartal III-2021 ini. Diharapkan dengan mulai beroperasinya smelter timbal tersebut, dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja ZINC ke depan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar