Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menerima audiensi dari Persatuan Insinyur Indonesia yang dilakukan secara virtual.
Audiensi ini membahas tentang Rekomendasi PII dalam buku “Re-designing Indonesia, an engineers view: recommendation to survival and growth”, yang merupakan hasil kajian dan refleksi kritis, imaginasi dan desain ulang terhadap 26 bidang kajian keinsinyuran dalam menghadapi dan melalui pandemi Covid-19 dan rencana MoU PII dan Bappenas terkait ekonomi hijau dan sirkular di sektor UMKM.
Ekonomi hijau memberikan peluang investasi dan bisnis baru yang lebih berkelanjutan. _The International Renewable Energy Agency_ tahun 2017 mengungkapkan bahwa ekonomi hijau memberikan peluang investasi dan bisnis baru yang lebih berkelanjutan dengan penciptaan lapangan kerja, yakni 11,3 juta pekerjaan di seluruh dunia berasal dari sektor energi terbarukan, 62% darinya berada di Asia.
Senada dengan itu, Institute for Essential Services Reform mengungkapkan, ada sekitar 1,7 juta pekerja Indonesia berada pada sektor energi terbarukan pada tahun 2040. Disisi lain, Sektor hijau domestik yang kuat akan menghadirkan teknologi dan inovasi terbaru yang selaras dengan prinsip-prinsip teknologi hijau.
Ekonomi hijau merupakan bagian untuk mencapai SDGs, ekonomi hijau mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, yang mengakui nilai modal alam, meningkatkan ketahanan, membangun ekonomi lokal yang inklusif dan berkeadilan, serta memperhitungkan penurunan emisi gas rumah kaca.
Usai menerima audiensi, Menteri Suharso mengatakan, strategi transformasi ekonomi hijau di Indonesia dilakukan dengan pengembangan energi baru terbarukan, penerapan ekonomi sirkular, pembangunan fasilitas pengolahan sampah dan B3, restorasi lahan berkelanjutan dan pengembangan pertanian berkelanjutan.
“Kolaborasi multipihak merupakan kunci berhasilnya transformasi ekonomi melalui industri hijau. Kolabolasi tersebut antara lain pemerintah, praktisi dan akademisi, dunia usaha, serta masyarakat,” ujar Menteri.
Menteri menegaskan, insinyur Indonesia sebagai bagian dari praktisi dan akademisi, memiliki salah satu peran sentral dalam menciptakan inovasi yang akan mendorong efisiensi proses industri dan transformasi ekonomi Indonesia secara keseluruhan. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar