PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk ("JAPFA" atau "Perseroan") menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (15/04) di Jakarta. Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp36,96 Triliun. Disisi lain, laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba entitas yang bergabung sebesar Rp1,22 Triliun. Sedangkan investasi modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,65 Triliun dan total aset JAPFA sebesar Rp25,95 Triliun.
"Menghadapi pandemi COVID-19 saat ini, beberapa langkah strategis telah diambil Perusahaan sejak tahun 2020 lalu. Diantaranya adalah dengan menunda belanja modal yang sifatnya non-esensial, mengakuisisi PT So Good Food (SGF) dan menandatangani joint venture dengan Hendrix Genetics Aquaculture BV untuk
mendirikan Pusat Pembiakan Induk Udang (Broodstock MultipÃcation Centre/BMC) di Indonesia," ujar Leo Handoko Laksono, Direktur JAPFA kepada awak media di Jakarta.
Selain itu, kata Leo, strategi lainnya yang telah dirumuskan, diantaranya melakukan manajemen keuangan dan pengendalian kas yang hati-hati (prudent), fokus dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, dan memperkuat bisnis hilir melalui pengembangan bisnis pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, serta mendorong pertumbuhan penjualan ritel ke konsumen melalui outlet ritel yang dimiliki perusahaan, baik secara offline maupun online.
"Yang tidak kalah penting, perusahaan juga terus melakukan upaya edukasi akan pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi stunting," ungkap Leo.
Menutup kuartal-I 2021, kata Leo, tepatnya pada 23 Maret lalu, JAPFA juga berhasil menerbitkan Sustainability-Linked Bond (SLB) dalam mata uang US dolar pertama dari Asia Tenggara, dan juga merupakan yang pertama
diterbitkan oleh pelaku usaha dalam industri agri-food global.
"Asal tahu saja, Kami optimis prospek jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan JAPFA masih terbuka lebar, mengingat populasi penduduk Indonesia yang sangat besar. Kami pun akan berupaya untuk terus melakukan edukasi kepada para peternak dan petambak di Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik dan daya saing yang kuat," pungkas Leo. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar