Kedua TPST3R ini dibangun sebagai kerja sama antara pemerintah daerah Pasuruan dan Project STOP, di mana Nestlé, mitra strategis Project STOP, menjadi mitra utama dan penyandang dana utama kemitraan kota Project STOP di Pasuruan. Selain itu, mitra strategis Project STOP yaitu Borealis, pemerintah Norwegia, Nova Chemicals, Borouge dan Siegwerk juga turut mendanai Project STOP di Pasuruan.
Di Pasuruan, bekerja sama dengan masyarakat setempat, Project STOP sejauh ini berhasil membangun sistem pengelolaan dan pengumpulan sampah, termasuk program edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dari rumah dan pembentukan badan usaha desa yang melayani lebih dari 42.000 warga.
Project STOP berfokus pada pengelolaan sampah dan peningkatan manfaat sosial seperti kesehatan, perikanan, lapangan kerja, dan pariwisata. "Kali ini, kami telah membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, lebih sirkular, dapat dikembangkan, dan dengan biaya lebih ekonomis di kecamatan Lekok dan Nguling, yang terletak di garis pantai dan memiliki tingkat pengumpulan sampah di bawah 1%," kata Direktur Program Project STOP Mike Webster saat webinar Kemitraan Menuju Indonesia Bebas Sampah: Peresmian Fasilitas TPST3R di Kabupaten Pasuruan. Jum'at (26/02)
Lebih dari dua hektar lahan telah dialokasikan oleh Kabupaten Pasuruan untuk pembangunan TPST3R. “Kami sangat senang dengan selesainya pembangunan kedua TPST3R dan ini menunjukkan bahwa kerjasama multi-pihak untuk pengelolaan sampah berjalan dengan baik. Kami yakin TPST3R ini dapat menjadi pusat pembelajaran pengelolaan sampah yang terintegrasi dan sesuai dengan tujuan di Pasuruan," jelas Bupati Pasuruan H. M. Irsyad Yusuf. “Di samping itu, kami berharap TPST3R baru ini dapat membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.”
Kedua TPST3R dilengkapi dengan sistim pemilahan dan pemprosesan sampah, alat pengelola residu, dan berbagai fasilitas pendukung untuk memproses, dan mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun anorganik, yang dikumpulkan dari rumah-rumah dan tempat usaha.
Di TPST3R yang baru, sampah anorganik akan dipilah, didaur ulang dan dikirim ke industri daur ulang, sementara sampah organik diproses menjadi kompos untuk digunakan bagi pertanian.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya mengatakan, Pihak swasta dan pemerintah harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah pengelolaan sampah. Sejalan dengan ambisi pemerintah Indonesia untuk mengurangi 70% kebocoran sampah plastik ke laut pada 2025.
"Selain itu, kami mengapresiasi upaya dan inisiatif Project STOP, Nestlé, dan mitra lainnya untuk mendukung ekonomi sirkular dan menghentikan sampah plastik berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau lautan," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan, Kami menghargai kemitraan ini, yang sejalan dengan komitmen Nestlé untuk memastikan 100% kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025, dengan fokus khusus pada pencegahan sampah plastik dan ambisi kami untuk menghentikan kebocoran plastik ke TPA, lautan, dan sungai.
"Sebagai perusahaan makanan dan minuman pertama yang bermitra dengan Project STOP, Nestlé terus mendukung berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan di wilayah operasi kami, sehingga manfaat positif sosial dan ekonomi dapat terus dipertahankan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar