PT Bank J Trust Indonesia Tbk. ("BCIC" atau "Perseroan") sepanjang kuartal-I 2020, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp8.80 miliar atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih Rp 165,7 miliar.
"Perolehan laba tersebut salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp85.07 miliar pada 31 Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp29.44 miliar," kata Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai saat Public Expose di Jakarta. Jum'at (18/12)
Selain itu, kata Ritsuo, total aset Perseroan menjadi Rp19.50 triliun dan mempunyai rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 13,11 persen.
Adapun, lanjut Ritsuo, Perseroan mencatatkan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 14,44 persen menjadi Rp14.66 triliun per 31 Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12.81 triliun.
"Sedangkan rasio kredit bermasalah, yakni rasio Non Performing Loan/NPL gross tercatat sebesar 2,63 persen, turun dari periode sebelumnya 5,60 persen sedangkan NPL net sebesar 0,89 persen, turun dari periode sebelumnya sebesar 4,05 persen," ungkapnya.
Bahkan, tutur Ritsuo, Perseroan optimistis pencapaian kinerja positif ini akan terus berlanjut hingga akhir 2020, melalui berbagai upaya meningkatkan penyaluran kredit yang berkualitas, efisiensi operasional dan peningkatan layanan kepada nasabah.
Dari sisi penyaluran kredit, sambungnya perseroan akan fokus ke segmen komersial dan ritel, baik yang dilakukan secara langsung, maupun melalui unit usaha J Trust Co., Ltd di bidang pembiayaan.
Tahun ini, kata Ritsuo, Perseroan berupaya memperkuat sisi pendanaan, yakni meningkatkan dana murah/CASA melalui peluncuran undian tabungan berhadiah dan penetrasi layanan digital banking.
"Asal tahu saja, Perseroan akan terus memperkuat fondasi bisnis dalam mendukung rencana ekspansi ke depan. Tidak hanya dengan meningkatkan penyaluran kredit yang lebih selektif dan prudent, tetapi juga fokus mengembangkan bisnis dengan tata kelola yang baik guna mengantisipasi kondisi makro ekonomi yang cukup dinamis," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar