Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, FFI tahun 2020 dapat menjadi penanda kemajuan budaya di tengah keterbatasan. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955, FFI digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia.
"Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir," kata Mendikbud dalam keterangan tertulis kepada media. Sabtu (05/22)
Selain itu, Mendikbud menyampaikan, perkembangan perfilman Indonesia patut dirayakan melalui penghargaan kepada para pembuat film.
Menurutnya, FFI tahun ini menjadi catatan sejarah karena di saat yang sama, bangsa Indonesia tengah berjuang melewati pandemi Covid-19. “Melalui karya-karya yang membahagiakan dan menggerakkan (kita bangkit),” tuturnya dalam sambutan yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube FFI dan Kemendikbud RI, Sabtu (5/12).
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid berharap, penghargaan FFI tahun 2020 dapat menjadi penyemangat agar film Indonesia dapat lebih dicintai di rumah sendiri, lebih banyak berkiprah di kancah nasional dan internasional, serta menjadi inspirasi masyarakat dalam menjalani hidup dan mengejar mimpi.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan. Kiranya nyala semangat FFI terus hidup pada tahun-tahun yang akan datang,” imbuh Hilmar.
Turut hadir secara langsung pada perhelatan yang diselenggarakan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center ini adalah Ketua Komite Festival Film Indonesia 2018 – 2020, Lukman Sardi; Duta Festival Film Indonesia 2020, Chicco Jerikho; Laura Basuki; Tissa Biani; Karina Salim; Mawar de Jongh; Aurelie Moeremans; Lyodra; Andi Rianto; Dr. Twindy Rarasati; Yayan Ruhian; dan Erwin Gutawa. Adapun keseluruhan acara disutradarai oleh Jay Subiakto.
Disaat yang sama, Jay Subiakto menjelaskan bahwa acara Malam Anugerah Piala Citra konsepnya terinspirasi dari pekerja film dan keadaan Indonesia terkini.
“Ide saya melihat dari perkembangan selama ini dari orang-orang film. Ide pembuka terinspirasi dari akun Instagram KKFauzi yang menggambar Save of Our Cinema dengan tokoh-tokoh yang terkenal di film Indonesia,” ungkap Jay.
Lebih lanjut ia mengisahkan, konsep acara mencerminkan kerinduan orang untuk kembali ke bioskop. Dihadirkan pula tokoh-tokoh dari film yang masuk nominasi seperti ‘Susi Susanti: Love All’ dan ‘The Science of Fictions’, pahlawan super seperti Gatot Kaca, Gundala, Wiro Sableng dan lain-lain. Selain itu ditampilkan juga dokter dan tenaga kesehatan sebagai bentuk tribut kepada para tenaga media yang masih berjuang hingga saat ini.
Jay Subiyakto menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan. “Jumlah penonton dibatasi di area bawah dan balkon. Juga semua kursi-kursi disusun untuk berjarak 1,5 meter. Mematuhi 3 M yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan,” tegasnya.
Selanjutnya juga disampaikan, Pemenang Piala Citra ditentukan dengan voting yang dilakukan oleh member FFI yang sudah terdaftar. Member FFI tersebut adalah mereka yang pernah dinominasikan atau menang Piala Citra sejak tahun 1955 hingga 2019.
Berikut daftar pemenang Piala Citra 2020.
Film Cerita Panjang Terbaik: Perempuan Tanah Jahanam - Produksi: BASE Entertainment, Ivanhoe Pictures, CJ Entertainment, RAPI FILMS - Produser: Shanty Harmayn, Tia Hasibuan, Aoura Lovenson, Ben Soebiakto
Sutradara Terbaik: Joko Anwar - Perempuan Tanah Jahanam
Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik: Adriyanto Dewo - Mudik
Penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik: Ernest Prakasa, Meira Anastasia - Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan - Skenario Adaptasi dari buku dengan judul sama, karya Meira Anastasia terbit tahun 2018
Pengarah Sinematografi Terbaik: Ical Tanjung, I.C.S - Perempuan Tanah Jahanam
Pengarah Artistik Terbaik: Vida Sylvia Pasaribu-Abracadabra
Penata Efek Visual Terbaik: Gaga Nugraha - Ratu Ilmu Hitam
Penyunting Gambar Terbaik: Dinda Amanda - Perempuan Tanah Jahanam
Penata Suara Terbaik: Mohamad Ikhsan, Anhar Moha - Perempuan Tanah Jahanam
Penata Musik Terbaik: Aksan Sjuman - Humba Dreams
Pencipta Lagu Tema Terbaik: Judul Lagu “Fine Today” - Musik/Lirik: Ardhito Pramono - Film: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Penata Busana Terbaik: Hagai Pakan - Abracadabra
Penata Rias Terbaik: Eba Sheba - Abracadabra
Pemeran Utama Pria Terbaik: Gunawan Maryanto - The Science of Fictions (Hiruk-Pikuk Si Alkisah)
Pemeran Utama Perempuan Terbaik: Laura Basuki - Susi Susanti: Love All
Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Ade Firman Hakim - Ratu Ilmu Hitam
Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik: Christine Hakim - Perempuan Tanah Jahanam
Film Cerita Pendek Terbaik: Jemari yang Menari di Atas Luka-Luka - Sutradara: Putri Sarah Amelia
Film Dokumenter Pendek Terbaik: Ibu Bumi - Sutradara: Chairun Nissa
Film Dokumenter Panjang Terbaik: You and I - Sutradara: Fanny Chotimah
Film Animasi Pendek Terbaik: Prognosis - Sutradara: Ryan Adriandhy.
Sementara itu, Ketua Komite Festival Film Indonesia 2018 - 2020, Lukman Sardi mengatakan, “Penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2020 tahun ini merupakan tantangan luar biasa bukan hanya dalam penyelenggaraan tapi juga jumlah film yang berkurang.
Ia mengemukakan, keadaan pandemi yang mempengaruhi seluruh lini kehidupan adalah cobaan yang berat. Semua pekerja film terdampak dan banyak pula pekerjaan yang terhambat maupun melambat.
“Namun dengan semangat yang tangguh dari semua pihak, keadaan ini jadi momentum luar biasa, karena justru banyak hal yang dapat terwujud dalam bentuk empat pilar yaitu kerendahan hati, karya, inklusif, kolaborasi yang saling terhubung di setiap langkah,” pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar