Dalam masa pandemi COVID-19, produk perikanan Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan peningkatan ekspor yang signifikan. Nilai ekspor produk perikanan Indonesia periode Januari-Oktober 2020 sebesar USD 4,28 Milyar atau naik setara 8,24% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Volume ekspor periode Januari-Oktober 2020 sebesar 1.043 ribu ton atau naik 11,27% dibanding periode yang sama tahun 2019.
Data kenaikan ekspor tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia, Artati Widiarti dalam acara pembukan MUNAS - Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) pada Sabtu, 5 Desember 2020 saat virtual meeting.
Senada dengan itu, Kenaikan ekspor produk perikanan Indonesia tersebut juga dikonfirmasi oleh Budhi Wibowo, Ketua Umum AP5I, yang menyampaikan bahwa sebagian besar anggota AP5I menginformasikan adanya kenaikan ekspor tahun ini di kisaran 5 - 15 % dibandingkan ekspor tahun yang lalu.
Walaupun pada awal pandemi COVID-19 sempat mengalami penurunan ekspor, lanjutnya, anggota AP5I terus berupaya melakukan “switching” dari pasar food service (restaurant ,cafe, katering, dll) dengan memperbanyak penjualan ke pasar retail/konsumen akhir terutama produk2 value added “ready to cooked & ready to eat” yang permintaannya meningkat amat pesat.
Disaat yang sama, Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves dalam “keynote speak” pada pembukaan MUNAS yang mengusung tema “INDUSTRI PERIKANAN PENGGERAK PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL” menyampaikan bahwa untuk mengembangkan industri perikanan nasional pemerintah akan fokus pada 2 spesies utama, yaitu udang untuk perikanan budidaya dan Tuna untuk perikanan tangkap. Hal itu bukan berarti spesies lainnya diabaikan, akan tetapi diharapkan juga tetap tumbuh.
Sementara itu, Harry Lukmito, ketua Dewan Pengawas AP5I menyampaikan kendala yang dihadapi di lapangan oleh para pelaku usaha UMKM di bidang perikanan adalah kendala akses permodalan, ketersediaan lahan, listrik, irigasi, pengadaan kapal, mesin pembuatan es, serta infrastruktur cold storage.
Harry Lukmito berharap agar pemerintah terus mengembangkan infrastruktur di sektor hulu baik untuk menunjang produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap.
Menanggapi kenaikan ekspor produk perikanan tersebut, Wakil Ketua umum Kadin bidang kelautan dan perikanan Yugi Prayanto menyatakan bahwa kenaikan ekspor tersebut tentu tidak terlepas dari kenaikan supplai bahan baku perikanan berkat dukungan dari pemerintah.
Untuk itu, katanya, arah kebijakan Kementrian Kelautan Perikanan yang sudah baik ini, harus tetap dipertahankan agar industri perikanan nasional menjadi semakin berkembang di masa mendatang.
MUNAS AP5I ditutup dengan menetapkan Budhi Wibowo kembali terpilih sebagai Ketua Umum AP5I periode 2020 – 2025 dan untuk mengatasi tantangan perikanan Indonesia kedepan agar terjadi sinergi antar stakeholder perikanan Indonesia dari hulu ke hilir.
"Selain itu, AP5I mengubah kepanjangan nama AP5I dari
”ASOSIASI PENGUSAHA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK PERIKANAN INDONESIA” menjadi ”ASOSIASI PRODUSEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK PERIKANAN INDONESIA”," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar