"Disisi lain, penurunan pendapatan didorong oleh turunnya penjualan amonia dan elpiji serta pendapatan dari jasa pengolahan pada semester I 2020," kata Lufy Setia, Corporate Secretary PT Surya Esa Perkasa Tbk saat Public Expose di Jakarta.
Demikian juga, kata Lufy, penjualan amonia ESSA tercatat turun 17,82% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi US$ 79,68 juta pada semester I 2020.
Namun, sambungnya, penurunan yang lebih dalam terjadi pada segmen penjualan elpiji yang turun 19,90% menjadi US$ 14,23 juta pada semester I 2020.
Selanjutnya juga disampaikan, Per 30 Juni 2020, jumlah aset ESSA tercatat sebesar US$ 856,65 juta terdiri dari ekuitas sebesar US$ 293,29 juta dan liabilitas sebesar US$ 563,35 juta.
Selain itu, lanjutnya, pendapatan dari jasa pengolahan tercatat turun 12,78% secara tahunan menjadi US$ 1,85 juta.
Sejalan dengan pendapatan yang turun, katanya, beban pokok pendapatan ESSA ikut turun sebesar 4,68% secara tahunan menjadi US$ 87,62 juta pada semester I-2020 dibandingkan dengan beban pokok pendapatan ESSA mencapai US$ 91,93 juta pada semester I-2019 lalu.
Kendati demikian, imbuhnya, beban penjualan ESSA meroket 88,67% secara tahunan menjadi US$ 136.780 pada semester I 2020 dibandingkan dengan beban penjualan ESSA hanya mencapai US$ 72.496 pada semester I 2019.
Kemudian, lanjut Lufy, ESSA membukukan kerugian bersih sebesar US$ 715.230 pada semester I 2020 dibandingkan dengan laba bersih sebesar US$ 10.016 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, kata Lufy, ESSA membukukan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 6,79 juta dibandingkan dengan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 4,23 juta pada periode yang sama tahun lalu.
"Asal tahu saja, kas dan setara kas akhir periode tercatat sebesar US$ 131,38 juta per 30 Juni 2020 atau turun 10,79% dibanding kas dan setara kas awal tahun tahun buku 2020 yang tercatat sebesar US$ 147,28 juta," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar