PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) memiliki cadangan mineral bijih besi sebanyak 23 Juta ton yang belum dieksplorasi. ZINC sempat melakukan eksplorasi bijih besi pada tahun 2008-2014 namun dihentikan sementara, karena harga komoditas bijih besi yang menurun drastis pada saat itu.
Hendra William selaku Direktur ZINC mengatakan, saat ini, ZINC melihat kesempatan positif dari meningkatnya harga komoditas bijih besi yang berada di kisaran US$120 per ton (kadar Fe 62 %).
"Didukung fakta tersebut, ZINC sedang bersiap agar dapat menambah penjualan komoditas bijih besi untuk penjualan domestik dalam waktu enam bulan ke depan, dengan target rata-rata penjualan 30.000 ton per bulan," kata Hendra dalam keterangan tertulis kepada media. Senin (23/11)
Secara umum, kata Hendra, seluruh harga komoditas logam dasar membaik sejak Juli 2020. Harga komoditas Seng berada di kisaran US$2.721 per ton, sementara Timbal berada di kisaran US$1.951 per ton berdasarkan data London Metal Exchange (LME) pada 19 November 2020.
Selain itu, lanjutnya, Perseroan telah mengeluarkan dana Rp20,3 Miliar per September tahun 2020 untuk pengembangan dan eksplorasi lahan tambang milik ZINC.
Sementara itu, imbuh Hendra, kinerja keuangan ZINC hingga kuartal III-2020 mencatatkan pendapatan sebesar Rp380,46 Miliar dan laba bersih sebesar Rp26,38 Miliar.
Selanjutnya juga disampaikan, dalam mempertahankan operasinya, ZINC memegang tiga hal penting yakni mempertahankan biaya rendah, menumbuhkan cadangan dan produksi serta menggunakan (mengalokasikan) modal secara efisien.
"Dan yang pasti, ZINC berkomitmen terhadap kesejahteraan dan keselamatan pekerja, membantu komunitas di areal sekitar tambang dan juga terhadap pelestarian lingkungan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar