PT Central Proteina Prima Tbk (“CPRO” atau "Perseroan") mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp68,59 miliar hingga periode 30 September 2020 usai mengalami rugi Rp300,30 miliar pada periode sama tahun lalu.
"Meskipun begitu, penjualan neto perseroan naik tipis 1,62% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 5,51 triliun pada September 2019 menjadi Rp 5,59 triliun pada September 2020," kata Hendri Laiman, Presiden Direktur PT Central Proteina Prima Tbk saat Penjabaran Kinerja Perseroan Tahun Buku 2020 di Jakarta. Selasa (17/11)
Selain itu, kata Hendri, penjualan pakan yang notabenenya lini produk dengan porsi kontribusi paling besar dalam total penjualan neto perseroan cenderung flat dengan penurunan mini 0,05% yoy menjadi Rp 4,38 triliun pada periode yang sama.
Namun, lanjut Hendri, pertumbuhan tipis pada total penjualan neto juga diiringi oleh kenaikan pengeluaran pada pos beban pokok penjualan. Beban pokok penjualan perseroan naik tipis 2,23% yoy dari semula Rp 4,50 triliun pada September 2019 menjadi Rp 4,60 triliun pada September 2020.
Selanjutnya juga disampaikan, Perseroan mencatatkan penurunan pengeluaran di beberapa pos-pos beban lainnya, sehingga rugi bersih perusahaan bisa ditekan.
Beban penjualan misalnya, kata Hendri, tercatat turun 31,85% yoy menjadi Rp198,95 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, beban penjualan perseroan mencapai Rp291,93 miliar pada periode sama tahun lalu.
Ia menambahkan, beban keuangan perusahaan turun tipis 1,46% yoy dari Rp293,35 miliar pada September 2019 menjadi Rp289,05 miliar pada September 2020.
Kemudian ia melanjutkan, pada 30 September 2020, kas dan setara kas akhir periode perusahaan tercatat sebesar Rp158,78 miliar. Angka tersebut naik 22,66% dibanding kas dan setara kas awal periode yang sebesar Rp129,44 miliar.
"Kendati demikian, jumlah aset perseroan hingga 30 September 2020 tercatat sebesar Rp6,15 triliun. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp258,87 miliar dan liabilitas sebesar Rp5,89 triliun," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar