Dalam Rangka Perayaan Hari Lahir Nabi Kongzi 2571, ΜΑΤΑΚΙΝ (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia) menggelar webinar dengan tema “Masa Depan Dunia dalam Perspektif Agama-Agama” pada Selasa, 13 Oktober 2020 di zoom meeting.
Prof. Dr. (H. C.) K. H. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI dalam sambutannya menyampaikan, Kita harus mampu membuktikan bahwa pendekatan keagamaan atau 'teologi kerukunan' lebih manusiawi, mulia dan manjur untuk menciptakan perdamaian yang langgeng, dibandingkan cara-cara militer dan kekerasan.
"Perdamaian yang dibangun di atas jalinan kesadaran tentang pentingnya kerukunan dan saling menghormati akan jauh lebih kokoh daripada suatu penaklukan militer dan kekerasan yang telah terbukti dalam catatan sejarah selalu menyisakan kehancuran dan dendam," kata Ma'ruf Amin saat virtual zoom. Selasa (13/10)
Salah satu implementasi teologi kerukunan itu, lanjutnya, penggunaan narasi kerukunan di antara sesama warga bangsa baik dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adapun perwujudan dari narasi kerukunan tercermin dalam kesantunan berperilaku dan berekspresi, saling menghormati dan saling menghargai dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Selain itu, Beliau menjelaskan, 'teologi kerukunan' merupakan pendekatan yang tepat. Sebab, sebagai bangsa yang majemuk, pilar kekuatan Indonesia terletak pada keragamannya. Para pendiri bangsa pun merumuskan dan mengukuhkan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu, agar terus kokoh sebagai ideologi yang hidup, nilai-nilai luhur Pancasila harus dimanifestasikan dalam karya dan amalan nyata masyarakat Indonesia.
Beberapa contoh manifestasi nilai luhur Pancasila yang utama, tuturnya, menjaga kerukunan antar umat beragama, antar kelompok dan antar golongan, memajukan pendidikan, menghapuskan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Selain pemerintah, semua elemen bangsa juga mengemban tugas yang sama sesuai kapasitasnya dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
Diakhir sambutannya, Beliau mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan, terutama yang berbasis agama termasuk MATAKIN dan segenap elemen bangsa untuk terus berperan dan berkontribusi dalam upaya ikut mengembalikan dan menjaga harmonisasi, baik vertikal maupun horisontal serta merawat kerukunan antar umat beragama, menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Fachrul Razi S.IP., S.H., M.H., Menteri Agama RI menyampaikan, momentum hari lahir Nabi Kongzi ke-2571 ini dapat dimaknai untuk meningkatkan nasionalisme dan wawasan beragama oleh seluruh umat Konghucu.
Sementara itu, Xs. Budi S. Tanuwibowo, Ketua Umum MATAKIN menyampaikan, Perayaan Hari Lahir Nabi Kongzi ke-2571 ini merupakan perayaan yang pertama kali diadakan di Indonesia.
Selama ini, lanjutnya, kita selalu mempertentangkan agama dengan keilmuan. Pandemi menyadarkan bahwa agama tidak bisa sendiri. Kalau bicara penyakit tentu kedokteran lebih pas. Tapi membekali diri manusia menghadapi hidup dengan penuh welas asih sesuai agama yang dianutnya. Janganlah kita melihat lagi agama bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
"Harapannya, tidak boleh terjadi lagi pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Belajar dari pandemi Covid-19 yang terjadi, dapat dijadikan pelajaran bahwa agama dan ilmu pengetahuan adalah dua unsur yang saling melengkapi," pungkasnya.
Turut hadir dalam acara virtual ini diantaranya: Prof. Dr. (H. C.) K. H. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI, Fachrul Razi S.IP., S.H., M.H., Menteri Agama RI, Xs. Budi S. Tanuwibowo, Ketua Umum MATAKIN, Ws. Gunadi Prabuki, dan Ketua Panitia MATAKIN.
Hadir juga secara virtual, para Pembicara antara lain: Ws. Budi Suniarto, Allisa Wahid, Victor Hartono, Dr. Wawan Djunaedi, MA, JS. Kristan, Pdt. Jimmy Sormin, Novita Sari dan Anna Xiaodong Sun.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar