Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2020 dibuka resmi oleh President of INAGA, Prijandaru Effendi dan Chairman of DIIGC 2020, Eko Agung Bramantyo pada Selasa, (08/09) di Jakarta. Acara ini dilangsungkan pada tanggal 8 - 10 September 2020 sebagai agenda tahunan Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus merupakan forum Pertemuan Ilmiah Tahunan "PIT"
INAGA. DIIGC 2020, meliputi program Virtual Technical Paper Presentation Virtual Convention, Virtual Workshop dan Virtual Field Trip. Acara pembukaan dilanjutkan dengan Keynote Session yang dihadiri oleh Bapak HE - His Excellency Arifin Tasrif; Menteri Energi Sumber Daya Mineral.
Ir. F.X. Sutijastoto M. A, selaku Dirjen EBTKE, KESDM menyampaikan bahwa target pengembangan energi panas bumi sesuai KEN adalah sebesar 7.241,5 MW. Pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi pengembangan panas bumi dalam mencapai agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan atau sustainable development goal di bidang energi dimana harus dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak baik dari segi pemerintah maupun di luar pemerintah harus bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur, dan berkelanjutan khusus nya untuk mencapai target pengembangan panas bumi yang sudah di canangkan sampai dengan tahun 2025.
"Sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target bauran energi. Serta keikutsertaan Indonesia dalam Paris Agreement pada tahun 2015 menjadi komitmen kuat untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan salah satunya pengembangan energi panas bumi. Sehingga sangat relevan dengan tema The Future is now: Committing Geothermal Energy for Indonesia's Sustainable Development yang diangkat dalam DIIGC 2020," kata Sutijastoto saat virtual meeting. Selasa (08/09)
Dalam kesempatan yang sama, Prijandaru Effendi menyampaikan bahwa energi panas bumi menjadi penting karena potensinya yang cukup melimpah dan sudah terbukti dapat diandalkan sebagai base-load, selain keuntungan dari sifat energi bersih dan terbarukan. Indonesia mempunyai potensi panas bumi yang sangat besar sekitar 40% dari potensi seluruh dunia sekitar 25 GW dimana saat ini total kapasitas terpasang sudah lebih 2000MW.
Saat ini, katanya, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai produsen energi panas bumi terbesar. Dengan demikian hal ini bisa dijadikan momentum dimana panas bumi di Indonesia dapat ikut berperan sebagai agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan serta membantu meningkatkan keekonomian dalam negeri serta membantu menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Diharapkan momen ini mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerjasama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia khususnya energi panas bumi," tegasnya.
Selanjutnya, Eko Agung Bramantyo selaku Chairman of DIIGC 2020 mengatakan, DIIGC merupakan wujud keseriusan API atas dukungan tersebut yang telah diselenggarakan sejak tahun 2013 secara berturut turut.
"Acara tahunan ini akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk berkumpul bersama, berbagi perkembangan terbaru baik regulasi maupun teknologi mengenai industri panas bumi," ujar Eko.
Sementara itu, Eko Agung Bramantyo menargetkan lebih dari 1000 delegasi menghadiri convention yang terdiri dari perusahaan pengembang panasbumi, perusahaan pelayanan panasbumi, perusahaan pendukung, pemerintah, serta mahasiwa/i. Kegiatan ini sudah dimulai dari tanggal 1 - 4 September 2020 dengan sesi Virtual Technical Paper Session, jumlah total paper terkumpul 41 full paper (terdiri dari 17 professional & 24 university)serta Full Paper yang diterima 21 presentasi (terdiri dari 15 profesional & 6 university) dan 10 poster (terdiri dari 2 profesional & 8).
Tahun ini, lanjutnya, Lumut Balai Geothermal Field (Pertamina Geothermal Energy Power Plant) menjadi tujuan dari Virtual Field Trip DIIGC 2020 tahun ini. Acara ini juga dilaksanakan dengan kegiatan donasi bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi saat ini.
"Disisi lain, Dukungan untuk terus menggali potensi Panas Bumi di Indonesia akan terus diberikan. Panasbumi memberikan banyak manfaat. Bukan hanya energi listrik yang kita rasakan, melainkan juga manfaat dari segi sosial, ekonomi, hingga pembangunan daerah. Berdasarkan target pemasangan energi panas bumi dengan energi yang sudah terpasang, potensi energi panas bumi masih bisa dimaksimalkan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar