PT Perdana Bangun Pusaka Tbk didirikan pada tahun 1987 dan bergerak di bidang perdagangan produk-produk dan peralatan fotografi, foto printer, bahan advertising, bahan printing dan medical X-ray film serta penyertaan pada anak perusahaan PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. Go public pada tanggal 20 juli 1955 dan tercatat di BEJ pada tanggal 22 Agustus 1995.
Rudy Lauw, Direktur PT Perdana Bangun Pusaka Tbk memaparkan, Mayoritas produk penjualan perusahaan adalah barang-barang Impor dari Jepang, China, Amerika, Malaysia dan Singapore. Jenis-jenis produk adalah kertas fotografi berwarna merk Mitsubishi, kertas inkjet berwarna merk lokal Spectra, Centuria dan New Sakura, dye sub printer DNP dan media cetak, mesin minilab Noritsu, bahan kimia merk Sentry dan yang terbaru merk Sakura dari China. Flexibanner merk spectra dan Sakura serta produk-produk medical x-ray film. Perusahaan mempunyai 13 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Seiring dengan perkembangan pesat penjualan produk-produk IT terutama terus meningkatnya penjualan smart phone di seluruh dunia, bertahun-tahun terakhir telah memberikan dampak yang sangat serius terhadap penjualan produk-produk yang berkaitan dengan kertas fotografi berwarna silver halide base," kata Rudy saat menyampaikan Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Hotel Lumire Jakarta. Kamis (27/08)
Menurutnya, Penjualan produk kertas fotografi berwarna yang sudah ada selama puluhan tahun semenjak awal tahun 2000 sampai saat ini setiap tahun terus merosot. Perkiraan angka sekitar +/-5% per tahun. Langkah diversifikasi produk penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan 15 tahun yang lalu untuk tidak mengandalkan lagi penjualan produk kertas foto berwarna telah membuahkan hasil.
"Penjualan produk-produk baru seperti kertas inkjet, dye sub printer dan media cetak, flexi banner setiap tahun terus meningkat dan memberikan kontribusi penjualan yang sangat berarti bagi perusahaan. Penjualan produk kertas foto berwarna sudah bukan merupakan produk unggulan," tegasnya.
Sepanjang tahun 2019, kata Rudy, perusahaan membukukan total penjualan sebesar Rp. 133,908,380,572 dibandingkan total penjualan sebesar Rp. 147,155,612,866 di tahun 2018, ada punurunan sebesar 9%.
Lebih lanjut, Rudy menambahkan, Memasuki bulan Maret kondisi pasar mulai terpengaruh dengan munculnya kasus covid-19. Gejolak kurs Rupiah merosot tajam dari posisi terbaik Rp. 13,600 terus menurun ke posisi terendah Rp. 16,600,- di bulan April.
Disisi lain, tutur Rudy, Selama di bulan April - Mei 2020 sudah tidak banyak kegiatan barang-barang Impor. Penjualan produk flexibanner yang masih cukup aktif karena ada kebutuhan bahan baku untuk percetakan sebagai sarana penunjang kegiatan program promosi outdoor.
"Memasuki masa PSDB transisi pada pertengahan Juni 2020, penjualan produk secara pelan-pelan mulai pulih sedikit disebabkan kondisi pandemic di beberapa daerah tidak separah yang ada di pulau Jawa. Pengurangan SDM tidak dapat dihindari, karena perusahaan wajib melakukan penghematan biaya pengeluaran untuk bisa bertahan di situasi yang sulit ini. Kondisi pasar yang tidak menentu ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar