Wabah pandemi yang berujung pada tantangan ekonomi global menjadikan fenomena sandwich generation semakin meluas. Hal ini karena PSBB, perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan manusia dirasakan secara serentak dan merata. Bukan hanya Millennials, tetapi Gen Z pun terbebankan dengan tanggung jawab finansial ini.
Sebut saja A (usia 40 tahun) bekerja menduduki posisi Senior Manager di perusahaan startup kekinian di ibu kota. Selain harus menerima keputusan perusahaan untuk tidak mendapatkan THR, harus cukup puas dengan pemotongan gaji hingga 30%, padahal A menafkahi orang tua yang telah berusia senja dan anak-anak yang mengikuti sekolah virtual dengan biaya yang tidak rendah.
Jika selama ini kita mampu bertahan bulan ke bulan dari gaji bulanan. Ini merupakan waktu untuk mulai cermat dalam mengatur finansial. Being prepared adalah kunci keberhasilan dalam melakukan apapun, termasuk mempersiapkan rencana keuangan untuk segala kondisi menuju mimpi finansial di hidup.
Biaya kesehatan di Indonesia rata-rata naik 12 hingga 13% setiap tahunnya. Laju ini mengalahkan Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan. Dalam kehidupan nyata, biaya tak terduga paling besar itu adalah pengeluaran berobat dan perawatan kesehatan. Hal tersebut dapat menggerus aset dan harta yang telah dikumpulkan oleh generasi sandwich.
Siapakah generasi sandwich? Sebuah ilustrasi cerdas dan tepat layaknya roti lapis lezat yang berlapis-lapis, generasi ini tidak dapat dikategorikan dari usia, tetapi lebih kepada kemampuan finansial, status keluarga, serta kelas ekonomi. Hal ini karena tumpukan beban tanggung jawab menghimpit generasi ini atas peran generasi ini sebagai anak, orang tua, pasangan, dan juga diri sendiri.
Secara ringkas, yang masuk ke dalam kategori generasi sandwich adalah sosok atau seseorang yang memiliki tanggung jawab membiayai kelangsungan hidup dan kesejahteraan anggota keluarga luas, mulai dari orang tua, pasangan, hingga anak-anak.
Berikut 5 langkah cerdas bagi para generasi sandwich.
Cermat berasuransi. Biaya perawatan rumah sakit dapat menguras habis tabungan seumur hidup. Asuransi merupakan produk finansial yang berperan sebagai protektor kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga; mulai dari orang tua, pasutri, dan anak-anak.
Jika anggota keluarga jatuh sakit, maka asuransi akan berikan proteksi dengan menanggung biaya perawatan, jika pencari nafkah jatuh sakit, maka asuransi pun menanggung biaya perawatan. Tidak hanya itu saja, asuransi pun menggantikan biaya konsultasi dokter di rumah sakit jika pada akhirnya hasil pemeriksaan menemukan bahwa pemegang polis menderita penyakit kronis.
Kompromi dengan prioritas. Generasi sandwich terhimpit dengan prioritas hidup anggota keluarga. Penting sebagai pencari nafkah utama untuk membuat skala prioritas dan mengkomunikasikan level prioritas dengan jelas kepada seluruh anggota keluarga.
Disiplin menabung. Kunci agar bisa menabung adalah spend less and save more. Tanamkan pola pikir bahwa cara terbaik hidup nyaman adalah dengan mempersiapkan tunai cadangan ekstra dan memiliki investasi sebagai bahan bakar untuk bertahan hidup sampai akhir hayat.
Tentukan gol finansial. Dalam mengelola keuangan, uang membutuhkan tujuan dan arah. Tiga tujuan pokok uang adalah untuk kebutuhan hari ini, besok, dan masa depan. Buat daftar detil tujuan hidup seiring dengan perkembangan hidup. Hal tersebut akan membantu dalam menentukan produk investasi yang cocok.
Melek investasi. Sebagai salah satu cara agar mengoptimalkan uang sembari melawan inflasi, buah dari investasi yang benar adalah return profit yang dapat mempercepat pencapaian gol finansial. Dengan begitu banyaknya produk investasi yang tersedia, penting bagi masyarakat untuk senantiasa belajar dan berpikir kritis sebelum mempercayakan sejumlah dana pada sebuah bentuk investasi apapun.
Ernest Febrianto, Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance, berkomentar, “Sebagai perusahaan asuransi pilihan keluarga Indonesia yang beretika, kami senantiasa berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dan nasabah kami dengan memberikan edukasi finansial agar tercapainya literasi dan inklusivitas keuangan.
"Pilihan berasuransi bagi generasi sandwich merupakan salah satu keputusan cerdas dalam melindungi keuangan sekaligus mendukung tercapainya gol finansial," kata Ernest dalam keterangan tertulis. Rabu (26/08)
“Dengan kenaikan 12 hingga 13% per tahun, biaya rumah sakit menjadi salah satu biaya termahal yang tak terencanakan oleh keluarga Indonesia. Sejalan dengan misi kami untuk menyediakan satu polis di setiap rumah tangga di Indonesia, kami terus memperkenalkan produk dan benefit bernilai lebih kepada generasi sandwich Indonesia, guna membantu mereka dalam mengantisipasi biaya tak terduga tersebut,” tutup Ernest. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar