Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Tahun 2019 adalah momentum di mana PT Bentoel Internasional Investama Tbk (“Perseroan”) berhasil membukukan keuntungan setelah mengalami posisi rugi sejak tahun 2012. Selain itu, Perseroan juga menyelesaikan proyek-proyek kelas dunia yang dimaksudkan untuk semakin menunjang kegiatan ekspor dan berhasil memperoleh penghargaan 'Top Employer' selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2018.
Pencapaian-pencapaian tersebut mencerminkan konsistensi Perseroan dalam menciptakan peningkatan kinerja yang berkelanjutan di semua lini bisnis dan pada saat yang sama juga mendukung program-program Pemerintah.
Mercy Francisca Sinaga, Direktur Legal & External Affairs PT Bentoel Internasional Investama Tbk memaparkan, Pada tahun 2019, Perseroan telah berhasil melakukan ekspor produk-produk berkualitas tinggi kami ke 20 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah. Negara tujuan ekspor Perseroan tersebut telah mengalami peningkatan yang pesat dari sebelumnya yang hanya berjumlah 8 negara di tahun 2016.
"Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan ekspor negara dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mercy saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) di Jakarta. Jum'at (07/08)
Selain itu, Mercy menjelaskan, Dukungan terhadap program Pemerintah juga diwujudkan melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Selama tahun 2019, Perseroan telah menyelenggarakan pelatihan pemasaran digital serta donasi komputer kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Malang dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing para pelaku UMKM di era digital yang pada akhirnya akan menggerakkan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja. Perseroan juga melakukan penanaman lebih dari 6.000 pohon buah-buahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai bentuk komitmen Perseroan untuk melestarikan lingkungan dan mendukung Program “NTB Hijau”.
Di samping itu, tutur Mercy, Melalui Program Tembakau Berkelanjutan (Sustainable Tobacco Program), Perseroan telah bermitra langsung dengan ribuan petani di Indonesia dan membantu mereka menerapkan praktik pertanian terbaik agar dapat menghasilkan tembakau berkualitas tinggi yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Tahun 2020 masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau. Kenaikan cukai rokok sebesar 23% dan harga jual eceran minimum sebesar 44% yang diumumkan Pemerintah pada bulan Oktober 2019 dan mulai berlaku pada tahun 2020 ini telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan," ujar Mercy.
Di samping itu, katanya, Industri rokok juga menghadapi tantangan lain akibat munculnya pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020. Pandemi ini juga turut menambah tekanan yang dialami oleh Perseroan pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2020 ini, lanjutnya, Sebagai bentuk partisipasi aktif dalam membantu upaya Pemerintah menangani pandemi COVID-19, Perseroan telah memberikan bantuan berupa berbagai peralatan medis yang telah disalurkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah daerah di wilayah Kota Malang dan Kabupaten Malang, serta Pemerintah Provinsi NTB.
“Di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini, kami berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi akibat dari dampak pandemi tersebut. Oleh karena itu, kami sangat berharap agar Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung keberlangsungan industri tembakau, mengingat saat ini industri tembakau membutuhkan waktu untuk melakukan recovery atas penurunan penjualan yang cukup signifikan,” tutup Mercy. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar