PT Inocycle Technology Group Tbk ("INOV"), sebagai satu- satunya emiten yang mendaur ulang sampah botol plastik menjadi serat daur ulang yaitu Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), memperkuat bisnisnya dengan terus mengembangkan produk selain Re-PSF seperti produk bukan tenunan/Non-Woven serta peralatan rumahtangga/Homeware.
Bisnis Re-PSF masih berkontribusi tertinggi terhadap penjualan INOV di semester I-2020 ini, yaitu sebesar 72,3%. Namun, pertumbuhan terbesar terlihat dari penjualan Homeware yang meningkat 119%YoY meskipun baru berkontribusi 10,2% terhadap total penjualan INOV. Diikuti dengan penjualan Non-woven yang turut meningkat sebesar 21%YoY dan berkontribusi sebesar 17,3% terhadap total penjualan INOV.
Direktur INOV, Victor Choi menyampaikan, “Untuk operasi bisnis yang stabil dan efisien, selain Re-PSF kami juga memperluas bisnis Homeware dan Non-Woven seiring dengan meningkatnya tren penggunaan bahan daur ulang dalam gaya hidup masyarakat untuk kelestarian lingkungan.
"Bisnis inti INOV bergerak dalam bisnis daur ulang sampah botol plastik (PET) bertujuan menciptakan nilai ekonomi dari sampah tersebut sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan," kata Victor Choi dalam keterangan tertulis. Rabu (05/08)
Selain itu, katanya, Bisnis INOV ini sejalan dengan gerakan Pemerintah Indonesia yang bertekad untuk mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dengan pendekatan circular economy. Konsep circular economy yang dimaksud oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), adalah dapat mengolah sampah plastik menjadi plastik kembali atau produk lain yang bermanfaat.
Salah satu upaya INOV dalam membantu mewujudkan gerakan Pemerintah tersebut adalah melalui aplikasi Plasticpay. “Plasticpay diciptakan untuk merubah pola pikir bahwa botol plastik yang telah dipakai bukanlah sampah, melainkan produk yang dapat diperpanjang fungsinya. Plasticpay diharapkan dapat mengamankan rantai pasok sampah botol plastik sebagai bahan baku Re-PSF,” sambung Victor.
Disisi lain, lanjutnya, Laporan Keuangan Semester I-2020, pendapatan INOV relatif stabil meskipun di tengah pandemi Covid-19, yaitu terkoreksi sebesar 1% menjadi Rp235,2 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Tekanan dari ekonomi global akibat adanya pandemi ini, terutama di kuartal kedua tahun 2020 turut berimbas kepada penurunan laba bersih INOV yang memperoleh kerugian dari selisih kurs asing.
"Ke depan, industri daur ulang plastik masih memiliki peluang ekonomi yang sangat besar. Diharapkan INOV dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kelestarian lingkungan secara berkelanjutan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar