Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Usia senja tak membuat ia lantas berpangku tangan, walaupun masih harus mengerakan tangannya yang mulai gemetar untuk terus berupaya di masa tuanya. Adalah Ibu Inik, wanita (62 tahun) hidup di desa yang dikelilingi rumpun bambu, sejak kecil ia tak asing dengan pohon bambu yang kemudian di anyam menjadi bongsang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bongsang, adalah kerajinan yang terbuat dari anyaman bambu yang disuwir, biasa digunakan untuk tempat peuyeum, tahu sumedang, atau telur. Dalam seminggu, 100 hingga 200 bongsang dapat diselesaikan tergantung kondisi cuaca dan kesehatan Ibu Inik.
Ibu Inik bekerja membuat bongsang dari pagi hingga malam. Dimulai dengan membelah bambu, menyuwirnya panjang-panjang hingga berbentuk seperti tali, menjemurnya di bawah terik matahari, kemudian menganyamnya hingga berbentuk bongsang. Hasil yang didapat tidak seberapa, hanya dua belas ribu untuk setiap lima puluh bongsang.
BAZNAS BAZIS DKI JAKARTA pada Rabu (22/07) memborong 5000 Bongsang buatan Ibu Inik untuk persiapan kurban. Sesuai intruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta pembagian daging kurban saat Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai (PSP). Bongsang ini menjadi alternatif lain sebagai pengganti plastik yang memang sudah dilarang di Jakarta penggunaanya sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada BAZNAS BAZIS yang telah memborong Bongsang di sini, ini sangat membantu perekonomian kami di masa pandemi seperti ini, karena udah beberapa bulan ini pembeli Bongsang sangat sepi, semoga bisa berkah buat semua, termasuk cucu saya juga senang sekali karena bisa sedikit membelikan mereka makanan yang agak enak,” Ujarnya.
Terlihat cucu-cucu Ibu Inik dengan riang ceria membantu mengangkat dan menaikan Bongsang ke atas mobil yang akan di kirim ke kantor BAZNAS BAZIS di Jakarta. Keriangan Anak-anak ini menggambarkan tentang sebuah kesederhanaan dan harapan. Mungkin Anak-anak ini belum tau tentang seberapa yang di didapat dari hasil penjualan Bongsang Ibu Inik, tetapi mereka bisa menerka bahwa ketika ada yang datang membeli Bongsang setidaknya mereka bisa dapat jatah jajan di warung dekat rumahnya.
Di Kampung Tegal Waru, Kec. Ciampea, Bogor ini Ibu Inik tidak sendiri dalam membuat kerajinan Bongsang. Banyak juga Ibu-Ibu disini yang menekuni pembuatan Bongsang. Keterhimpitan Ekonomi membuat Ibu-Ibu disana harus kreatif, membuat Bongsang walaupun berpenghasilan kecil namun setidaknya mereka terus berupaya agar tidak hanya berpangku tangan mengharapkan belas kasih orang lain di masa senjanya.
BAZNAS BAZIS DKI JAKARTA menyiapkan 150 ribu Bongsang yang akan di bagikan ke 5 wilayah di Jakarta sebagai pengganti kantong plastik untuk di gunakan membungkus daging kurban saat Idul Adha yang tinggal menghitung hari.
Dengan mengganti kantong plastik dengan Bongsang, BAZNAS BAZIS DKI JAKARTA telah melakukan setidaknya dua upaya. Yang pertama untuk membantu perekonomian ibu-Ibu para pengrajin Bongsang. Yang kedua turut serta dalam upaya menjaga lingkungan untuk tidak menggunakan kantong plastik yang memang merusak Bumi kita. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar