Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Massa PA 212 Dkk menggelar aksi menolak RUU HIP di depan Gedung DPR. berubah manjadi aksi pemakzulan Presiden Jokowi dan minta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Bubarklan, Hal itu terlihat dari berbagai Spanduk dan poster mereka serta teriakan mereka saat unjuk rasa.
Jelas terlihat Mereka tampak membawa spanduk-spanduk, salah satunya berisi tulisan ‘Makzulkan Jokowi’. Menanggapi hal tersebut Istana menyatakan tuntutan itu salah sasaran.
Massa aksi dari ormas Islam memadati depan Gedung DPR sisi arah Slipi. Massa aksi berkerumun di dekat mobil komando.
Sejumlah massa tampak membawa spanduk-spanduk bertuliskan ‘Ma’zulkan Jokowi’, ‘Bubarkan PDIP’, dan ‘Tolak RUU HIP dan Tangkap Inisiatornya’.
Dari mobil komando, orator tampak menyerukan yel-yel. “Lawan lawan lawan PKI, lawan PKI NKRI Harga Mati,” ujar salah seorang orator.
Di mobil komando juga tampak spanduk berisi lima tuntutan umat (Lumat). Berikut isi kelima tuntutan tersebut:
1. Makzulkan Jokowi
2. Bubarkan PDIP
3. Tolak RUU HIP & Tangkap Inisiator
4. Tolak RUU Omnibus Law
5. Batalkan UU Corona
Polisi masih berjaga di lokasi demo. Lalu lintas sudah dialihkan ke arah Jalan Gerbang Pemuda. Situasi gerimis, namun massa tetap bertahan.
Diketahui, demo hari ini dilakukan oleh dua kelompok massa. Massa pertama yakni dari PA 212 dan ormas Islam yang menolak RUU HIP.
Massa kedua merupakan aliansi buruh yang menolak omnibus law.
Polisi pun melakukan pemisahan kedua massa. Polisi tampak memasang dua pagar kawat berduri untuk memisahkan massa ormas Islam dan aliansi buruh. Massa ormas Islam berada di sisi jalan arah Slipi, sementara aliansi buruh di dekat JPO depan kompleks DPR
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian, menilai tuntutan massa PA 212 dkk yang ingin memakzulkan Presiden Jokowi salah sasaran. Donny juga mengingatkan soal perbedaan pemakzulan dan makar. **
Kontributor DNM : Ayubdin Nasution
Tidak ada komentar:
Posting Komentar