Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia pada Selasa (30/06) menggelar seminar daring bertajuk “The Redefinition of Company Productivity to Navigate the New Normal” (Mendefinisikan Ulang Produktivitas di Era Kenormalan Baru), diikuti oleh 100 eksekutif puncak dari korporasi, SMEs, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah serta anggota KADIN.
Mendapat dukungan penuh dari Cisco Systems Indonesia, seminar daring membahas topik bagaimana pengembalian produktivitas di tempat kerja dengan beberapa penyesuaian demi berputarnya roda ekonomi, namun tetap menimbang penularan COVID-19 yang disampaikan oleh para pembicara utama mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), KADIN serta Cisco.
Sembari membuka seminar daring, Michael Goutama, Ketua Komite Bilateral KADIN Indonesia mengatakan, ”Kebijakan yang diambil banyak perusahaan di Indonesia telah mengubah cara bekerja perusahaan agar dapat terus beroperasi.
"Untuk inilah, KADIN mendorong pelaku bisnis untuk terus bergerak dan bekerja pada era new normal dengan memanfaatkan teknologi-teknologi terbaru, agar operasional perusahaan dapat terus berputar tanpa memperbesar risiko penularan COVID-19," kata Michael saat seminar daring bertajuk “The Redefinition of Company Productivity to Navigate the New Normal”.
Pada kesempatan yang sama, Kristiono, Ketua Umum MASTEL Indonesia, menambahkan, “Produktivitas adalah bagian paling penting dari operasi siklus bisnis. Dengan pandemi yang masih berlangsung, tidak ada jawaban mutlak bagaimana produktivitas dapat dipulihkan seperti sebelumnya. Yang pasti, teknologi untuk berkomunikasi merupakan kebutuhan mutlak industri saat ini. Kami harap agar kita dapat bersama-sama menemukan solusi untuk mengembalikan produktivitas perusahaan kita masing-masing.”
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah merilis data produk domestik bruto (PDB) Q1- 2020 untuk Indonesia yang mencatat ekonomi Indonesia tumbuh hanya 2,97 persen tahun ke tahun (yoy) pada kuartal pertama tahun 2020. Hasil ini jauh di bawah harapan dan membuktikan dampak nyata dari COVID-19. Mulai dari minggu kedua bulan Maret 2020 ekonomi Indonesia semakin terganggu karena masyarakat harus beraktivitas, bekerja maupun beribadah di rumah saja. Oleh karena itu BPS mengantisipasi angka yang memburuk pada Q2-2020 dan memperkirakan masih berlanjut di kuartal berikutnya.
Sementara itu, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, mengatakan, “Teknologi Informasi terbukti menjadi kunci agar operasional perusahaan tetap dapat berjalan sekaligus menekan dampak COVID-19 seminimal mungkin. Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil melakukan transformasi digital sebelumnya lebih cepat beradaptasi dengan kondisi new normal saat ini dan memiliki daya tahan lebih baik dibanding perusahaan-perusahaan yang baru mulai serius melakukan transformasi digital ketika pandemi COVID-19.”
Selain itu, Saran yang disampaikan para pembicara kepada komunitas industri di Indonesia antara lain:
• Mempercepat penerapan transformasi digital di perusahaan masing-masing dengan penyesuaian implementasi pada masing-masing sektor;
• Mengoperasikan perusahaan dengan berorientasi kepada perlindungan karyawan sebagai aset utama perusahaan dari pandemi COVID-19 dengan menerapkan kebijakan-kebijakan keamanan dan kesehatan yang baru;
• Berbagi pengalaman kesuksesan maupun kegagalan karena hanya dengan kolaborasi, maka industri dapat bertahan dari krisis akibat COVID-19.
Berdasarkan hasil survei Cisco terbaru, beberapa indikator yang membuktikan pentingnya peran teknologi untuk mempertahankan sumber daya manusia berkualitas dan menjaga stabilitas operasional perusahaan adalah:
• 75% sumber daya manusia pada tahun 2025 adalah kelompok usia Millennial, dimana 42% akan selalu menggunakan real-time messaging di tempat kerja;
• 91% dari generasi Millenial hanya mau bertahan kurang dari 3 tahun di sebuah perusahaan;
• 75% generasi Millenial menginginkan fleksibilas waktu dan lokasi bekerja (sektor coworking space tumbuh rata-rata 16% per tahun, 50% karyawan saat ini telah bekerja di luar kantor rata-rata 2,5 hari per minggu, 90% organisasi akan menawarkan mobilitas kerja kepada karyawan mulai tahun ini);
• 82% generasi Millennial ungkapkan bahwa ketersediaan teknologi di tempat kerja mempengaruhi keinginan mereka bekerja di perusahaan tersebut.
Dalam kesempatan ini, Marina Kacaribu, Managing Director, PT Cisco Systems Indonesia, mengatakan, Kondisi new normal mempercepat kesadaran industri terhadap pentingnya transformasi digital agar dapat bertahan di masa depan. Hal ini terbukti dari hasil riset terbaru kami yang menemukan bahwa 84% dari profesional senior TI dan bisnis yang kami survei mengatakan mereka secara aktif berinvestasi di sektor future of work dimana teknologi memegang peranan sangat penting.
Oleh karena itu, kata Marina, kami tanpa henti mengajak komunitas industri di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi Webex dari Cisco. Teknologi Webex menyediakan fasilitas yang handal dan mudah untuk berinteraksi bagi para pengguna dari manapun
mereka berada dengan tingkat keamanan yang tinggi.
mereka berada dengan tingkat keamanan yang tinggi.
"Selain itu, Teknologi Webex juga menjadi platform komunikasi yang dipergunakan seminar daring KADIN kali ini, sehingga baik para pembicara maupun peserta seminar langsung mendapatkan pengalaman menggunakan Webex," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar