Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Hari Raya Tahun Baru Imlek adalah satu hari suci keagamaan bagi umat Khonghucu, disamping hari suci lainnya seperti : Duan Yang (Puncak Musim Panas), Zhong Qiu (Pertengahan Musim Rontok), Dong Zhi (Puncak Musim Dingin), Qing Ming (Sadranan) dan Zhisheng Dan (Hari Lahir Nabi Kongzi, Confucius).
Karena sejarah agama Khonghucu (Ru Jiao) banyak berimpitan dengan sejarah orang Tionghoa dan agama Khonghucu telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kawasan Asia Timur sejak beberapa abad lamanya, tidak heran bila Tahun Baru Imlek juga dirayakan dan menjadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa, dan luas dirayakan di Tiongkok, Korea, Vietnam, Mongolia, Taiwan dan Jepang dengan nama berbeda-beda.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) kembali menggelar Perayaan "Hari Raya Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili" secara nasional, terhitung sejak Perayaan Imleknas pertama, 17 Februari 2000, yang waktu dihadiri Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden : Megawati Sockarnoputri, Ketua MPR : Prof. Dr. Amin Rais, Ketua DPR: Ir. Akbar Tanjung, serta beberapa tokoh bangsa, termasuk Menteri Pertambangan: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Seminggu kemudian Presiden Gus Dur juga menghadiri Perayaan Capgomeh yang diadakan MATAKIN KOMDA Jawa Timur. Selain menyapa umat Khonghucu di Jakarta dan Surabaya, Gus Dur juga memberikan hadiah Imlek sebagai Hari Libur Fakultatif, dan sebelumnya beliau mencabut Inpres 14/1967 dengan Keppres 6/2000. KTP Khonghucu yang sebelumnya dilarang dipulihkan 31Maret 2000. Presiden Gus Dur hadir dalam Perayaan Imleknas I dan II MATAKIN.
MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) menggelar Perayaan Imleknas MATAKIN XXI, pada Minggu, 02 Pebruari 2020 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center Jakarta. Perayaan ini dihadiri 5.000 Undangan dari seluruh Indonesia, dengan mengusung tajuk "Wibawa Kebajikan Menumbuhkan Takut-Hormat; Gemilang Kebajikan Menumbuhan Kecerahan".
Xs Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Umum Matakin dalam sambutannya mengatakan, Perayaan tahun baru Imlek 2571 tingkat nasional adalah agenda tahunan Matakin yang diprakarsai oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 2000.
"Saat Gus Dur jadi presiden, saya menghadap ke beliau minta izin untuk membuat acara Imlek untuk Khonghucu, lalu beliau mengatakan Gus Dur ngotot Imlek harus diadakan dua kali," kata Budi dalam sambutannya di Jakarta. Minggu (02/02)
Budi menambahkan, Tema yang dipetik dari Kitab Suci Shu Jing V, Bab XXVII : 7 ini menegaskan bahwa di samping kita semua wajib menanamkan, merawat dan menyebarkan Kebajikan, tetapi proses, cara atau metodologinya juga harus dilaksanakan dengan baik dan dijalankan dengan keteladanan.
"Bila dilakukan dengan kekuasaan atau semata karena mengandalkan kewibawaan tetap masih bisa menumbuhkan rasa takut atau keterpaksaan. Namun bila dilaksanakan dengan contoh teladan dari Sang Pemimpin atau melalui pendidikan karakter, niscaya tercerahkan semuanya," jelas Budi.
"Saat Gus Dur jadi presiden, saya menghadap ke beliau minta izin untuk membuat acara Imlek untuk Khonghucu, lalu beliau mengatakan Gus Dur ngotot Imlek harus diadakan dua kali," kata Budi dalam sambutannya di Jakarta. Minggu (02/02)
Budi menambahkan, Tema yang dipetik dari Kitab Suci Shu Jing V, Bab XXVII : 7 ini menegaskan bahwa di samping kita semua wajib menanamkan, merawat dan menyebarkan Kebajikan, tetapi proses, cara atau metodologinya juga harus dilaksanakan dengan baik dan dijalankan dengan keteladanan.
"Bila dilakukan dengan kekuasaan atau semata karena mengandalkan kewibawaan tetap masih bisa menumbuhkan rasa takut atau keterpaksaan. Namun bila dilaksanakan dengan contoh teladan dari Sang Pemimpin atau melalui pendidikan karakter, niscaya tercerahkan semuanya," jelas Budi.
Menurutnya, Pada Perayaan Imleknas III, dalam amanatnya di hadapan ribuan umat Khonghucu yang hadir, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai Hari (Libur) Nasional. Presiden Mega hadir pada Perayaan Imleknas II1, IV dan V.
Selain itu, lanjutnya, SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono hadir berturut-turut 15 kali dalam Perayaan Imleknas MATAKIN, terhitung sejak tahun 2551 Kongzili/2000 sampai tahun 2565/2014 5 kali sebagai menteri dan 10 kali dalam kapasitas sebagai Presiden RI.
Pada kehadirannya di Imleknas 2557/2006, kata Budi, SBY memulihkan seluruh hak-hak sipil umat Khonghucu secara tuntas pencatatan sipil bagi pasangan Khonghucu yang akan menikah, pelajaran Khonghucu di sekolah, pendirian rumah ibadah, serta pelayanan di Kementerian Agama.
"Bahkan diakhir pemerintahannya beliau menyetujui dan membuka peluang pendirian Bimas Khonghucu di Kementerian Agama. Namun sayang sampai sekarang belum terealisasi," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar