Duta Nusantara Merdeka |Jakarta
Dorongan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus dilakukan salah satunya kepada pelaku usaha startup. Ajakan untuk memberikan layanan berbasis teknologi untuk UMKM Indonesia ini salah satunya dilandasi dengan keyakinan bahwa UMKM mampu berkontribusi lebih besar lagi pada pergerakan roda
ekonomi nasional.
Sebagai gambaran, pada tahun 2019, Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia
(Akumindo) menyatakan kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) dapat mencapai 65% atau sekitar Rp2.394,5 triliun.
Hal ini merupakan refleksi atas realisasi kontribusi UMKM terhadap PDB nasional di tahun 2018 yang mencapai sekitar 60,34 persen. Sementara itu, dari sektor ketenagakerjaan, UMKM juga dikatakan menyumbang 96% dari 170 juta tenaga kerja atau sekitar 121 juta, dengan kisaran pertumbuhan sebesar 5 persen setiap tahunnya.
Moh. Novan Adrian, Chief Technology Officer Qasir mengatakan awal berdirinya PT Solusi Teknologi Niaga (Qasir) tahun 2017, dengan aplikasi sangat sederhana buat membantu warung mencatat jual beli serta mencatat kas bon.
"Misi utama kami adalah menciptakan kesempatan ekonomi yang sama buat semua. Sedangkan, Aplikasi Qasir adalah buatan anak bangsa, khusus buat usaha mikro maupun ultra mikro, serta gratis," ujar Adrian di sela-sela jumpa pers pada Rabu, 22 Januari 2020 di Co Hive, Menara Mandiri 2. Lt. 16. Senayan, Jakarta.
Selain itu, kata Adrian, PT Solusi Teknologi Niaga (Qasir) melihat pentingnya membantu usaha-usaha mikro agar mampu bersaing dengan pelaku bisnis lain dengan modal dan skala yang lebih besar supaya tetap eksis dan bisa menjadi pemain yang signifikan.
Menariknya, Adrian mengungkapkan, PT Solusi Teknologi Niaga (Qasir) Berfokus pada pemilik usaha warung kelontong, kios dan toko dari beragam jenis bisnis, Qasir menyediakan platform Point of Sales (POS) yang bisa diakses secara gratis maupun berbayar tergantung kebutuhan usaha.
"Sampai dengan tahun 2019, Qasir telah sukses hadir di lebih dari 500 kota dengan jumlah transaksi yang
setara dengan 0,2 persen total ekonomi Indonesia," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar