Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) menggelar acara Temu Media dengan awak media online dan cetak pada Senin (23/12) di Ruang Graha 1, Gedung A Lantai 2, Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
Nadiem Anwar Makarim, Mendikbud RI, dalam acara Temu Media menjelaskan, Sistem Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang saat ini diganti menjadi Ujian Sekolah (US) merupakan tes yang dilakukan oleh sekolah dan beliau mengharapkan agar nantinya US akan dirubah dari sistem pilihan ganda menjadi ujian dengan cara-cara yang holistik.
Pada tahun 2020, lanjutnya, kami tidak akan memaksa seluruh sekolah untuk menggunakan format pilihan ganda dan membebaskan mereka untuk menggunakan format lainnya seperti tes lisan, keterampilan dan sebagainya .Hal tersebut diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang ingin maju dalam mendukung perubahan.
“UN sebelumnya menjadi suatu pengukur berstandar nasional yang sebenarnya tujuannya adalah menilai sistem pendidikan, tapi karena pelaksanaannya, UN hanya melihat apa yang terjadi pada angka akhir siswa dan digunakan untuk proses seleksi ke jenjang sekolah berikutnya," imbuhnya.
Bayangkan saja, lanjutnya, tiga tahun sekolah, siswa hanya di evaluasi dalam waktu dua hingga tiga jam pada tes tersebut, sehingga hebatnya anak itu ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan pada dua tiga jam menjawab soal tersebut.
Oleh karena itu, Beliau merekomendasikan untuk mengganti substansi UN menjadi lebih mudah dan tidak dapat dihafal yakni menggunakan konsep hitung berhitung, nalar, dan survei karakter berupa pengetahuan mengenai asas-asas Pancasila, Numerasi, dan Literasi.
“Yang terpenting adalah di dalam setiap kelas, anak-anak itu belajar. Anak-anak itu hanya bisa belajar di satu range area. Sehingga pendidikan masyarakat menjadi fokus utama kita," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar