Duta Nusantara Merdeka | Depok
Saat ini, pengetahuan masyarakat tentang Hepatitis A, upaya pencegahan dan dampak yang diakibatkannya masih perlu ditingkatkan
apalagi dengan meningkatnya kasus penyakit ini di Indonesia. Pemerintah Kota Depok memberikan status penyebaran kasus virus Hepatitis A menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari hasil identifikasi 262 kasus di Depok.
Tidak hanya di Depok Hepatitis A juga telah menjangkiti masyarakat Pacitan, Jawa Timur, bahkan Bupati Jawa Timur telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 25 Juni 2019, dengan total kasus lebih dari 950 orang.
Sebagai upaya advokasi publik, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bekerja
sama Dinas Kesehatan Kota Depok, PP IDAI, PB PAPDI Pusat dan ILUNI UI
menyelenggarakan kegiatan National Media Briefing on Hepatitis A sebagai upaya advokasi publik untuk menurunkan prevalensi infeksi Hepatitis A di Indonesia.
Hepatitis A banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas yang mendalam dari hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti, hygiene perorangan dan hygiene penjamah makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Penyakit Hepatitis A banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Penularannya dapat terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk.
Gejala yang ditimbulkan oleh seseorang yang terjangkit virus Hepatitis A bersifat akut, tidak memberikan ciri khas karena biasanya berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati. Menurut CDC, virus Hepatitis A justru lebih sering menyerang balita, anak-anak, dan orang dewasa, terutama yang tinggal di area dengan tingkat sanitasi yang rendah.
Penyakit Hepatitis A banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Penularannya dapat terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk.
Gejala yang ditimbulkan oleh seseorang yang terjangkit virus Hepatitis A bersifat akut, tidak memberikan ciri khas karena biasanya berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati. Menurut CDC, virus Hepatitis A justru lebih sering menyerang balita, anak-anak, dan orang dewasa, terutama yang tinggal di area dengan tingkat sanitasi yang rendah.
Pencegahannya melalui kebersihan lingkungan, terutama terhadap makanan dan
minuman, melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan dengan vaksinasi1,6,7. Vaksinasi penting dilakukan untuk memberikan perlindungan diri dan mencegah penyebaran1,6
Vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi, mulai dari anak, orang dewasa hingga orangtua.
Vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi, mulai dari anak, orang dewasa hingga orangtua.
Dr. dr. Sukamto, Sp.PD, K-AI, Direktur Pelayanan Sekunder
dan Unggulan, Rumah Sakit Universitas Indonesia, yang dalam hal ini juga
mewakili PB PAPDI dan Humas dan Kelembagaan ILUNI UI mengatakan, Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Pengobatan yang baik artinya
melaksanakan pencegahan yang baik juga sedini mungkin – sama hal nya
untuk Hepatitis A, dimana kegiatan pencegahan lebih efisien dan tanpa risiko
yang membahayakan. Selain mencegah masuknya virus Hepatitis A ke
tubuh dengan memutus jalur penularan “fekal oral” dan meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap berbagai penyakit infeksi yang bisa kapan saja
menyerang tubuh, vaksinasi penting dilakukan untuk memberikan
perlindungan diri dan mencegah penyebaran.
"Vaksinasi Hepatitis A akan
memberikan kekebalan spesifik terhadap virus Hepatitis A. Vaksin Hepatitis A
dua dosis dengan jarak 6-12 bulan dapat memberikan perlindungan jangka
panjang,” ujar Dr. dr. Sukamto dalam keterangan tertulisnya. Kamis (19/12)
Pada kesempatan yang sama, Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A-K, MSc, Spesialis Dokter Anak, Rumah Sakit Universitas Indonesia mengatakan, “Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit infeksi seperti Hepatitis A, terbukti dengan sebagian besar pasien pada Kejadian Luar Biasa tersebut adalah siswa sekolah menengah pertama. Vaksinasi memicu kekebalan spesifik di dalam tubuh seorang anak, sehingga mampu melawan penyakitpenyakit yang berbahaya, mencegah sakit berat, kecacatan dan kematian serta mencegah penularan ke teman-teman disekitarnya. Jadi, vaksinasi selain bermanfaat untuk anak-anak, juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang tua, adik, kakak dan anak-anak lain disekitarnya. Vaksin Hepatitis A sudah dapat diberikan pada anak sejak usia 2 tahun.”
Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Direktur Pelayanan Primer, Rumah Sakit Universitas Indonesia menambahkan, RSUI memiliki misi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan, berbasis bukti, paripurna, holistik, terintegrasi, melalui pendekatan keluarga dan komunitas, dengan menggunakan teknologi unggulan terkini. Vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling efektif dan merupakan investasi kesehatan jangka panjang.
"Oleh karena itu, sebagai bentuk komitmen kami, RSUI membuka klinik vaksinasi yang terbuka untuk umum setiap hari Senin - Jumat pukul 08.00 – 16.00. Informasi mengenai cara mendapatkan vaksinasi Hepatitis A juga bisa didapatkan melalui website: http://rs.ui.ac.id/ atau telepon: 021- 50829292. Kami berharap ini bisa menjadi salah satu solusi dalam melindungi masyarakat dari risiko wabah Hepatitis A yang belum lama ini menyerang kota Depok," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar