Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menggelar Paparan Publik Perseroan pada Selasa, (3/12) di Royal Kuningan Hotel Jakarta. Di tengah permintaan batubara yang belum membaik, Perseroan mampu meningkatkan kinerjanya. Dari sejumlah proyek pertambangannya, sampai dengan 30 September 2019, Perseroan berhasil meningkatkan volume overburden menjadi 82,70 juta Bcm, atau naik 9.1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 75,78 juta Bcm. Hingga kuartal ketiga 2019, coal delivery atau produksi batubara Perseroan mencapai 11,44 juta ton atau meningkat 22,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,37 juta ton.
Saptari Hoedaja, Presiden Direktur PT Darma Henwa Tbk dalam paparan publik menjelaskan, Saat ini Perseroan mengelola empat proyek yakni Proyek Batubara Bengalon milik PT Kaltim Prima Coal, Proyek Batubara Asam Asam milik PT Arutmin Indonesia, Proyek Batubara Satui milik PT Cakrawala Langit Sejahtera. Kemudian, ada pula Proyek Jasa Pelayanan Pelabuhan yang dikerjakan oleh anak usaha perseroan, PT Dire Pratama.
"Sampai akhir September 2019, terjadi peningkatan produksi, karena Perseroan melakukan banyak perbaikan pada fundamental operasionalnya. Dengan kinerja yang terus meningkat sampai kuartal ke-3, kami optimis kinerja tahun ini akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujar Saptari Hoedaja saat paparan publik di Jakarta. Selasa (03/12)
Melihat kinerja ketiga proyek tersebut, kata Saptari Hoedaja, sampai dengan akhir tahun 2019 Perseroan diperkirakan akan mampu memproduksi overburden sebesar 125,7 juta Bcm, atau naik 20,85% dibanding tahun 2018 sebesar 104 juta Bcm. Sedangkan produksi batubara diperkirakan akan mencapai 17 juta ton atau naik 33,47% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,73 juta ton.
Dari sisi keuangan, Saptari Hoedaja mengungkapkan, Total Aset Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar USD 517,41 juta, atau naik 24,64% dari posisi tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 415,09 juta. Kenaikan total aset disebabkan karena adanya kenaikan Aset Lancar yaitu Kas dan Setara Kas dan Aset Lancar Lainnya yang berasal dari pinjaman bank.
Sedangkan, Total Liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar USD 285,40 juta atau naik sebesar 54,86% dibandingkan dengan Total Liabilitas per 31 Desember 2018 sebesar USD 184,29 juta. Kenaikan Total Liabilitas disebabkan karena adanya kenaikan Utang Bank yang digunakan untuk meningkatkan kinerja operasional Perseroan.
Selain itu, kata Saptari Hoedaja, Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adaiah sebesar USD 232,00 atau naik 0.5% dari posisi tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 230,80 juta karena Perseroan berhasil membukukan Laba Komprehensif untuk periode 9 (Sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2019.
Seiring dengan peningkatan produksi, lanjut Saptari Hoedaja, Perseroan berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar USD 237,92 juta atau naik 25,97% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 188,86 juta. Mayoritas pendapatan masih berasal dari jasa kontraktor batubara. Proyek batubara Bengalon memberikan pendapatan USD 165,09 juta. Kemudian pendapatan dari Proyek Batubara Asam Asam tercatat sebesar USD 60,84 juta. Dan Proyek Batubara Satui menyumbang pendapatan sebesar USD 10,22 juta.
Begitupun, Laba Kotor Perseroan sampai dengan 30 September 2019 sebesar USD 17,31 juta, atau naik 164,270 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 6,60 juta. Kenaikan terjadi karena persentase peningkatan pendapatan lebih tinggi dibanding persentase peningkatan Beban Pokok Pendapatan.
Menurutnya, Laba Usaha Perseroan sampai dengan 30 September 2019 sebesar USD 7,16 juta, atau naik 47,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 4,84 juta. EBITDA Perseroan sampai akhir September 2019 tercatat sebesar USD 28,74 juta, atau naik 22,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 23,49 juta.
"Sampai dengan akhir September 2019, Perseroan berhasil membukukan Laba Komprehensif sebesar USD 1,19 juta atau meningkat 44.3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 0,82 juta," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar