Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Warga Jakarta melihat adanya perubahan dibeberapa sudut ibu kota, seperti maraknya pembangunan pelebaran trotoar untuk orang berjalan, jalan yang diberikan garis untuk pengendara sepeda, jembatan penyeberangan dibeberapa titik yang yang dibuka atapnya agar bisa melakukan foto selfie dengan pemandangan gedung-gedung dan hiasan temaram lampu di malam hari.
Namun disisi lain, kita masih melihat banyaknya pedagang kaki lima yang melanggar. Peraturan seperti sering kali tidak memiliki TDU (tanda daftar usaha), atau berjualan disembarang tempat seperti bahu jalan atau trotoar. Tentunya ini bisa mengganggu pejalan kaki atau kurangnya estetika, ketertiban, keamanan, dan kenyamanan ibu kota. Kita ketahui bahwa tampilan ibu kota di daerah seperti jalan Sudirman- Thamrin terlihat bagus, tapi disudut-sudut lainnya terlihat semakin kumuh.
Berkaitan janji-janji pasangan Anis-Sandi saat pilkada, setidaknya ada 12 janji lisan yang digulirkan ke warga Jakarta, antara lain Pak Anis pernah menjanjikan pembangunan rumah dengan skema down payment 0%. Janji menyediakan lapangan kerja melalui program OKE-OCE, Janji membangun angkutan massal Rp. 5.000,- terintegrasi.
Pak Anis Bawedan juga pernah menjanjikan menjadikan jam 19.00-21.00 menjadi jam belajar masyarakat, dimana dijanjikan akan menghadirkan pengajar dari kalangan professional sampai mahasiswa. Anak-anak belajar dan kami undang professional, para mahasiswa. Mari turun ke kampung-kampung. Jadilah saudara bagi adik adikmu, bimbinglah mereka belajar di sore hari. Kata Pak Anis saat debat pada pilkada 2017.
Anis Bawedan juga pernah berjanji untuk memperluas manfaat Kartu Jakarta Pintar dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar Plus, sehingga bisa digunakan pula oleh orang berusia 6-21 tahun yang tidak sekolah, tapi memiliki keinginan mengikuti pelatihan keterampilan dan kursus. Lalu berjanji lisan, juga akan memperluas manfaat Kartu Jakarta Sehat dalam bentuk Kartu Jakarta Sehat Plus, dengan menambahkan fasilitas khusus untuk para guru mengaji, pengajar sekolah minggu, penjaga rumah ibadah khatib, penceramah dan pemuka agama.
Sejak dilantik Presiden pada 16 Oktober 2017 dan telah dua tahun menjadi Gubernur, warga Jakarta dikagetkan dengan isu anggaran belanja daerah untuk tahun 2020 yang dianggap tidak wajar. Anggaran janggal ini terungkap saat anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana, sebagai Legislator termuda tersebut mengungkapkan anggaran pengadaan lem aibon sebesar 82 milliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur.
Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP lainnya, Ida Mahmudah, juga membongkar anggaran janggal jasa konsultan penataan pemukiman kumuh sebesar Rp. 556 juta per RW. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran atau FITRA, Indonesia Corruption Watch dan Indonesia Bouget Centre (IBC) juga menemukan banyak anggaran janggal di rancangan APBD DKI 2020 mulai dari pembelian gunting rumput, buku folio dan tenis meja.
Tentunya kejanggalan-kejanggalan ini harus ditelusuri dan butuh klarifikasi dari Gubernur DKI Jakarta yang pernah berjanji akan membangun system transparansi dan agar publik bisa turut mengawal proses penetapan anggaran dan program-program yang tidak tepat sasaran, sehingga nantinya tidak merugikan kepentingan rakyat.
Ketua Umum Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI), Nanda Abraham mengatakan, adanya isu tentang rencana Anis Baswedan akan maju melangkah sebagai Capres di tahun 2024, dengan pengusulan anggaran yang terkesan aneh, menjadikan kecurigaan sebagian warga Jakarta bahwa dari APBD yang direncanakan untuk tahun 2020, jika tidak dikawal bisa rawan dimanfaatkan untuk kepentingan politik kekuasaan.
"Seperti masyarakat Indonesia ketahui, bahwa Jakarta mempunyai anggaran yang terbesar dari propinsi lain di Indonesia. Sementara APBD tahun 2020 yang bisa melebihi 85 triliun tentunya harus dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan warga Jakarta dan semakin majunya ibu kota negara," ujar Nanda Abraham saat Diskusi Publik dengan tajuk "Selamatkan Ibu Kota" di Gedung Menara Jamsostek Jakarta. Minggu (24/11)
Selama Anis Baswedan memimpin Jakarta, masyarakat merasakan kekumuhan ibu kota semakin bertambah. Sementara sungai-sungai yang biasanya dikeruk sampahnya, kini jarang terlihat ada aktifitas pembersihan sampah di sungai seperti di jaman Ahok. Yang pasti, janji-janji Anis ditagih warga Jakarta kok," pungkas Nanda Abraham.
Turut hadir para narasumber: William A Sarana selaku DPRD DKI Fraksi PSI, Ir Tabah Nugroho selaku Praktisi Konstruksi, Yenny Sucipto selaku Direktur Eksekutii LETRAA, Iskandarsyah selaku Direktur ETOS Indonesia Institusi dan Nany dimoderatori oleh Bob R Randilawe. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar