Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PARA Syndicate menggelar acara syukuran perjalanan 4 tahun kiprahnya dengan mengangkat tema: "Kita Bersatu Membangun Indonesia: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya" pada Kamis siang, 17 Oktober 2019 bertempat di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta. Dimaknai sebagai perjalanan, atau journey, karena PARA Syndicate bukanlah tujuan, namun kendaraan atau vehicles bagi credo lembaga yang disemai dari pemikiran Soegeng Sarjadi (alm) bahwa "Berpolitik haruslah dalam rangka Bernegara dan Bernegara dalam rangka Berkonstitusi", kendaraan bagi pemikiran-pemikiran kebangsaan dan demokrasi, termasuk pemikiran yang ditularkan oleh Ketua sekaligus Pendiri PARA Syndicate Dr. Sukardi Rinakit, juga kendaraan bagi cinta dan harapan keluarga besar lembaga yang dalam empat tahun ini telah mengantar pada persinggahan-persinggahan kebangsaan penuh makna bersama dengan semua associates, jejaring, dan segenap para pihak lain (stakeholders).
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo dalam sambutannya mengatakan, PARA Syndicate, sebagai kelanjutan dari Soegeng Sarjadi Syndicate, berkomitmen untuk terus secara aktif berikhtiar bersama, memastikan agar proses demokratisasi di republik ini berjalan pada rel yang benar, sehingga berpolitik dijalankan dalam rangka bernegara, dan bernegara dalam rangka berkonsitusi.
Sedangkan, kata Ari, Acara syukuran yang sedianya dihadiri oleh lima ratusan tamu undangan dari berbagai jejaring dan kalangan ini menjadi terasa lebih istimewa, karena beriringan dengan peringatan Sumpah Pemuda, peristiwa kebangsaan super penting 91 tahun lalu yang berhasil melahirkan kesadaran bersama para pendahulu bangsa kita untuk berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu INDONESIA. Peristiwa penting yang menarasikan bahwa hanya dengan persatuan yang kuat, maka cita-cita luhur itu bisa kita raih bersama. Berawal dari Sumpah Pemuda itu juga, rasa nasionalisme mulai mengalir dalam nafas dan nadi bangsa yang kemudian berani berseru: walaupun berbeda-beda tetapi kami tepat satu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Akhirnya, tekad dan semangat persatuan itu pula yang berhasil mengantar perjuangan rakyat Indonesia mencapaà kemerdekaan.
Menurut Ari, Mempertimbangkan dinamika yang terjadi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, tema "Bersatu Membangun Indonesia: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya" Juga dipilih sebagai ajakan bersatu untuk pertama-tama berani berefleksi dan kedua untuk kemudian bersama-sama mau dan berani menjawab berbagai tantangan yang kita hadapi hari-hari ini.
Atas semua tantangan dan permasalahan itu, lanjut Ari, jalan persatuan yang 91 tahun lalu menjadi kebulatan tekad bersama untuk tercapainya cita-cita luhur kemerdekan, hari ini harus kembali dibangun dalam diri semua anak bangsa demi tercapainya cita-cita luhur keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Semangat Sumpah Pemuda yang menyalakan Persatuan Indonesia harus menjadi pesan yang hidup dalam tindakan bernegara dan berpolitik seluruh anak bangsa. Dan ini semua harus diawali dari diri kita sendiri masing-masing, dengan bangunnya jiwa dan badan kita dari zona kenyamanan pribadi yang menolak solidaritas, dari rasa kantuk dan lelah karena merasa berjuang sendirian, dan juga dari kebiasaan untuk melakukan pembiaran-pembiaran.
INDONESIA ini hebat, kata Ari, negeri ini sangat beruntung. Karena ketika ada sebagian kecil warganya mulai berulah hendak memutuskan tali-tali silaturahmi, merusak kebersamaan, mengoyak persatuan, dalam keberagamannya dari rahim Ibu Pertiwi masih ada banyak tokoh panutan yang dengan kearifan berpikir dan kedalaman cintanya yang melampaui perbedaan berkenan untuk turun gunung dan hadir di antara kita semua sebagai oase yang menyegarkan. Dan hari ini PARA Syndicate pun merasa sangat beruntung dan terhormat karena dalam acara yang sederhana ini berkenan hadir Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar dan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo untuk memberikan pemikiran segar, gagasan bernas, dan pandangan-pandangan yang mencerahkan kita dalam kuliah kebangsaan.
"PARA Syndicate sungguh berterimakasih atas kesediaan beliau-beliau ini untuk hadir dalam acara kami yang sederhana ini. Untuk membawa kita semua dalam refleksi mendalam, untuk kembali menempatkan AGAMA sebagai PENCERAH, dan untuk daya bangun rohani yang kuat membangkitkan badan dan jiwa - Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya sebagai satu kesatuan pribadi manusia pada tingkatan ratio sufficiens, atau pada dasar yang cukup kuat, yang berkarakter Indonesia untuk bergerak membangun INDONESIA RAYA," ujar Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menjelaskan dengan mata yang berbinar-binar penuh semangat.
Dalam 4 tahun ini perjalanan lembaga, kata Ari, PARA Syndicate secara tulus mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang selama ini telah memberikan berbagai dukungan, menjalin kerjasama dalam berbagai bidang terkait, dan menjadi rekanan serta jejaring yang telah mengantarkan lembaga sampai pada titik ini. "Ke depan, masih banyak tantangan harus kita hadapi bersama. Membangun Indonesia yang besar ini tidak cukup hanya bermodalkan kemenangan elektoral dalam pemilu, melainkan membutuhkan persatuan dan solidaritas semua elemen bangsa untuk bergerak dalam kerja bersama. Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia yang hebat ini!" tutup Sri. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar