Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Memiliki pendapatan tak terbatas merupakan mimpi hampir semua orang karena dengan pendapatan tak terbatas segala kebutuhan hidup dapat kita penuhi dan tidak perlu berutang Apakah hal tersebut dapat terjadi? Karena seringkali pendapatan dari pekerjaan tidak sejalan seiring dengan naiknya biaya hidup. Keharusan memenuhi berbagai kebutuhan dengan dana yang terbatas sering menyebabkan kita terjebak oleh utang. Belum lagi keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersier, seperti tamasya untuk menyenangkan anak dan pengeluaran lainnya.
Demi meningkatkan kesejahteraan hidup, beberapa orang memilih untuk menambah pendapatan dengan mencari pekerjaan tambahan di luar jam kerja, seperti membuka usaha di rumah, berjualan dengan memanfaatkan media sosial, atau menjadi pekerja lepasan (freelancer). Selain berbagai opsi tersebut, salah satu profesi yang menjanjikan secara finansial untuk mendapatkan pendapatan tak terbatas adalah dengan menjadi agen asuransi. Kenapa menjanjikan? Karena profesi sebagai agen asuransi selain berfokus pada menjual polis asuransi juga memungkinkan untuk mendapatkan bonus, insentif dari penghargaan (reward), dan perjalanan liburan (trip) ke tempat-tempat menarik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Agency Development Manager Sequis Henry Virpi K S, RFP®, LCPC menjadi agen asuransi dapat membantu keuangan keluarga sekalipun tidak bekerja di sektor formal dan berkesempatan memberikan pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas kepada anak karena tersedia dana yang cukup.
Selain itu, kata Henry, seorang agen asuransi juga berkesempatan untuk memenuhi kebutuhan lainnya yang tidak mungkin dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji, seperti kesempatan untuk berwisata ke berbagai negara di dunia.
Selain mendapatkan pendapatan lebih, kata Henry, banyak manfaat lainnya yang dapat diperoleh dengan menjadi agen asuransi. Misalnya, memiliki bisnis dengan waktu kerja yang fleksibel dengan schedule kegiatan yang dapat diatur sendiri. Menjadi agen asuransi juga tidak perlu sewa tempat untuk menjalankan aktivitas dan bisa membantu orang lain. Selain itu, banyak kesempatan untuk meningkatkan aktualisasi diri dengan serangkaian ilmu dan pengetahuan baru mengenai perencanaan keuangan yang mungkin tidak semua orang pernah berkesempatan mendapatkannya saat di bangku pendidikan formal atau justru harus membayar mahal untuk mengikuti seminar.
Menurut Henry, Menjadi agen juga tidak semata-mata soal mendapatkan pendapatan tambahan karena ada berbagai tantangan yang harus dihadapi. Seperti, penolakan dari calon nasabah, dihindari, dikritik, atau terkendala jarak yang jauh dan masih banyak lagi. Semua itu menurutnya bukanlah hambatan tetapi justru akan menjadi latihan bagi agen-agen asuransi menjadi pribadi yang bijaksana, sabar, dan bertanggung jawab.
"Menjadi agen asuransi tentu akan menghadapi banyak tantangan yang akan selalu ada meskipun kita sudah mempersiapkan diri dengan baik. Namun, perlu diingat bahwa pekerjaan ini adalah profesi mulia," ujar Henry dalam keterangan tertulisnya. (07/10)
Dengan memberikan informasi dan pengetahuan tentang asuransi dan membuat mereka menyadari pentingnya mengasuransikan diri dan keluarga berarti menolong sesama dari kemungkinan terjadi risiko kehidupan, lanjut Henry, seperti saat harus mendapatkan perawatan medis. Sehingga, saat menjalani profesi tersebut akan ada tekad untuk berani menghadapi segala tantangan dan mencari jalan keluar dari segala hambatan demi menyelamatkan nasabah dan keluarganya dari berbagai risiko finansial yang bisa terjadi kapan saja.
Menjadi agen asuransi tidaklah sulit, ungkap Henry, hanya dengan mengisi formulir pendaftaran dari Sequis. Bagi Anda yang ingin menjadi agen asuransi tetapi khawatir tidak dapat berbagi waktu untuk mengurus keluarga, Henry memberikan sejumlah tips, seperti mencatat jadwal, yaitu kapan jadwal rutin yang tidak dapat diubah, adakah jadwal rutin yang waktunya masih bisa fleksibel (diubah), kapan tersedia waktu luang dalam sehari atau seminggu, kapan waktu bersantai tetapi dapat beraktivitas, dan kapan waktu bersantai yang benar-benar harus digunakan untuk beristirahat.
Henry mengatakan dengan menghitung waktu pribadi, kita menjadi tahu berapa banyak waktu kita yang tidak produktif dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan menjadi agen. Misalnya, saat mengantar sekolah anak tentu ada saat kita harus menunggu dan berbincang dengan sesama orang tua.
Disisi lain, kata Henry, Waktu ini sebenarnya justru bisa dimanfaatkan untuk memberikan literasi asuransi. Contoh lainnya, pada jam makan siang, olah raga santai di pusat kebugaran, dan masih banyak lagi. Waktu-waktu luang semacam ini sebenarnya banyak tersedia tinggal bagaimana cara kita menghitung kapan saja waktu itu ada dan bagaimana mengalokasikannya agar mendapatkan kesempatan untuk melakukan literasi asuransi.
Soal pembekalan untuk menjadi agen asuransi, Henry menambahkan, calon agen tidak perlu khawatir jika belum memiliki pengalaman berjualan, tidak memiliki banyak jaringan, atau tidak terbiasa tampil di depan umum karena Sequis Life pasti akan membekali para calon agennya dengan beragam pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi.
Jika Anda ingin menjadi agen asuransi, Henry menyarankan agar teliti dan pelajari dulu profil perusahaan asuransi tersebut. “Pastikan perusahaan asuransi tersebut memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang kuat, diakui prestasinya oleh pihak lain berdasarkan penghargaan yang diberikan oleh institusi resmi dan terpercaya, memiliki sistem kerja yang baik serta beragam produk asuransi yang memberikan solusi bagi kebutuhan nasabah,” sebutnya.
Sedangkan keuangan yang baik dapat diketahui dari laporan kinerja keuangan perusahaan yang tersedia di situs resmi perusahaan atau dalam pemberitaan. Ukuran sederhana bisa dengan melihat dari Rasio Solvabilitas atau Rasio Kecukupan Modal. "Perusahaan yang sehat akan menunjukkan angka di atas ketentuan pemerintah sebesar 120%. Selain berdasarkan rasio solvabilitas, calon agen juga bisa menilik dari laporan kinerja keuangan yang memuat pendapatan premi, jumlah aset, dan keuntungan. Apakah terjadi kenaikan dibanding tahun lalu atau kuartal sebelumnya. Jika mengalami penurunan apa faktor penyebabnya, apakah kesalahan dari internal atau karena faktor luar yang tidak dapat diubah, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi pasar dalam negeri atau luar negeri," tutup Henry. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar