Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dalam rangka Peringatan Zhisheng Dan 2570 (Hari Lahir Nabi Agung Kongzi ke 2570) Kongzili, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) menggelar Kongres Agama Khonghucu Internasional 2019 pada Senin, 7 Oktober 2019 bertempat di Hariston Hotel & Suites JI. Terusan Bandengan Utara No.1 Penjaringan Pejagalan, Jakarta Utara. Acara ini dihadiri 7 negara antara lain: Indonesia, China Taipei, Mexico, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan Malaysia.
Hadir juga Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, selaku Keynote Speech, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum MATAKIN, Bapak Xs. Budi Santoso Tanuwibowo, Ir. Ws. Wawan Wiratma, ketua Panitia MATAKIN, dan President The Confucian Academy Hong Kong, Dr. Tong Yun Kai serta Soegianto, General Manager Hotel Hariston.
Acara ini turut dihadiri: Teddy Sugianto, Ketum INTI, Haris Chandra, Ompu Sri Paduka Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon, Dr. Joonner Rambe SE., MM, Tokoh Lintas Agama Dan Tokoh Masyarakat serta para undangan.
Lukman Hakim Syarifudin selaku Menteri Agama dalam sambutan pembukaan mengatakan, Tidak ada aturannya mencoba memutus hubungan vertical dan horizontal, vertikal terutama kepada Tuhan maupun horizontal kepada sesama manusia, itu sama sekali tidak diajarkan kepada sesama manusia.
Kung Tsuichang, selaku Generasi ketujuh puluh Konfusius garis utama Penerus Pejabat Pemimpin Upacara persembahyangan Nabi Besar Guru Pendahulu, Ketua Chinese Association of Confucius dan Ketua Foundation dalam sambutan tertulisnya mengatakan, Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, leluhur Konfusius mendirikan Konfusianisme di Tiongkok. Belakangan, budaya Konfusianisme sangat memengaruhi dan mempromosikan perkembangan hanyak negara di Asia Timur, Asia Tenggara, dan dunia.
Menurut
Kung Tsuichang, Konfusianisme juga menjadi kekayaan spiritual yang berharga yang dimiliki oleh umat manusia. Dalam masyarakat modern yang didominasi oleh perkembangan ckonomi, sangat penting untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan peran Konfusianisme dan Islam dalam pengembangan bisnis dan pengembangan ekonomi.
Mulai dari leluhur Konfusius, kata Kung Tsuichang, dalam ajaran Khonghucu sangatlah mementingkan mata pencaharian orang. dan dengan demikian tentu kegiatan komersial yang kondusif untuk peningkatan mata pencaharian masyarakat.
Dalam konfusianisme percaya bahwa promosi komersial sirkulasi material dapat meningkatkan kehidupan masyarakat dan mempromosikan pembangunan sosial. Pada saat yang sama, Konfusianisme memberi
perhatian besar pada etika bisnis dan menekankan perdebatan keadilan dan kepentingan. Konfusianisme percaya bahwa untuk mencari untung dan mencari untung, seringkali tidak menguntungkan, untuk membimbing kepentingan moral dengan moralitas, untuk mencapai keuntungan besar. Tema konferensi ini adalah "Nilai-nilai Islam dan Konfusianisme berkontribusi pada pengembangan bisnis dan ekonomi," ungkap Kung Tsuichang.
"Setelah saya menjabat sebagai penerus Pejabat Pemimpin Upacara persembahyangan (Jabatan yang ditujukan untuk keturunan Nabi) bertanggung jawab untuk menyebarkan dan mengenalkan budaya Konfusian, ia juga melakukan kegiatan sosial Konfusianisme dan mempromosikan budaya Konfusianisme dalam masyarakat kontemporer pada platform Asosiasi Konfusianisme, dan Institut Konfusius. Inovasi dan aplikasi, kami berharap dapat semakin banyak pertukaran dan kerja sama yang mendalam di antara kami," tutup Kung Tsuichang. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar