Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Pameran dan Konvensi IPA Convex ke-43 resmi ditutup Kepala SKK
Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta Convention Centre, Jumat 6 September 2019. Segenap pemangku
kepentingan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sepakat mendorong efisiensi di berbagai lini
sebagai upaya meningkatkan daya saing dan keekonomian industri migas nasional demi peningkatan
eksplorasi dan optimasi produksi untuk ketahanan energi di masa mendatang.
Di dalam pidato penutupannya, dia menekankan bahwa upaya menuju produksi 1 juta barel per hari merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan. “Sekarang dengan target lifting pemerintah 775.000 bph, kami harapkan tahun depan tidak ada penurunan target, sehingga tetap sama seperti tahun ini. Ini menjadi tantangan bagi kami,” papar Dwi Soetjipto.
Beberapa hal yang telah dan akan dikerjakan Kementerian ESDM dan jajarannya, antara lain:
menerbitkan beleid keterbukaan data untuk mengoptimalkan produksi dan mengimplementasikan semua rencana kerja secepat mungkin, melakukan transformasi dari cadangan menjadi produksi serta berupaya aktif mempercepat segala macam pembahasan, penerapan teknologi EOR seperti yang dapat diamati di berbagai booth, dan terakhir mendorong eksplorasi. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia sudah menawarkan 10 potensi cadangan migas dan berharap stakeholders dapat bergabung menggarap open area ini.
“Kita membutuhkan banyak investasi, untuk mendorong efisiensi dan mengoptimalkan produksi. Selain itu kita juga berupaya menghadirkan stabilitas investasi dan terus membangun komunikasi yang lebih baik, kalau ada yang menghalangi proses ini, sampaikan kepada kami. Dengan mengidentifikasi 10 area eksplorasi, kami optimis dapat mendorong mendapatkan cadangan migas ke depan untuk menggantikan lapangan migas yang mulai berhenti beroperasi. Dalam momen ini, saya juga melihat adanya momentum untuk mentransformasi sektor ini. Saya percaya, dengan adanya hari baru, akan ada harapan baru” tegas Dwi Soetjipto.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa eksplorasi perlu diwujudkan untuk memanfaatkan potensi cadangan migas yang ada. Di sisi lain, optimasi lapangan-lapangan migas yang ada juga merupakan hal lain yang harus dilakukan. Pemerintah menyadari bahwa investor dihadapkan pada tantangan untuk berinvestasi di Indonesia atau mencari lokasi lain dengan memperhatikan kondisi yang terjadi di dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Penjabat Presiden IPA, Bij Agarwal, dalam sambutan penutupannya menyatakan ucapan terima kasih atas dukungan seluruh pihak, termasuk Kementerian ESDM dan jajarannya dalam mendukung pelaksanaan IPA Convex ke-43 Tahun 2019. Dari pihak investor, dia mengungkapkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang mendapatkan investasi migas ke depannya. Namun, hal itu bisa terjadi jika ada kolaborasi antara Pemerintah dan pelaku industri migas nasional.
“Saya mengapresiasi dukungan semua pihak atas suksesnya IPA Convex 2019 ini. Sebagai Board Director IPA, saya berterima kasih kepada Menteri ESDM sudah membuka IPA Convex 2019. Kita semua bersepakat, bahwa Indonesia masih punya peluang untuk mendapatkan investasi ke depan, dengan didukung Gross Split, perizinan yang semakin mudah, dan era baru keterbukaan data.
Di dalam pidato penutupannya, dia menekankan bahwa upaya menuju produksi 1 juta barel per hari merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan. “Sekarang dengan target lifting pemerintah 775.000 bph, kami harapkan tahun depan tidak ada penurunan target, sehingga tetap sama seperti tahun ini. Ini menjadi tantangan bagi kami,” papar Dwi Soetjipto.
Beberapa hal yang telah dan akan dikerjakan Kementerian ESDM dan jajarannya, antara lain:
menerbitkan beleid keterbukaan data untuk mengoptimalkan produksi dan mengimplementasikan semua rencana kerja secepat mungkin, melakukan transformasi dari cadangan menjadi produksi serta berupaya aktif mempercepat segala macam pembahasan, penerapan teknologi EOR seperti yang dapat diamati di berbagai booth, dan terakhir mendorong eksplorasi. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia sudah menawarkan 10 potensi cadangan migas dan berharap stakeholders dapat bergabung menggarap open area ini.
“Kita membutuhkan banyak investasi, untuk mendorong efisiensi dan mengoptimalkan produksi. Selain itu kita juga berupaya menghadirkan stabilitas investasi dan terus membangun komunikasi yang lebih baik, kalau ada yang menghalangi proses ini, sampaikan kepada kami. Dengan mengidentifikasi 10 area eksplorasi, kami optimis dapat mendorong mendapatkan cadangan migas ke depan untuk menggantikan lapangan migas yang mulai berhenti beroperasi. Dalam momen ini, saya juga melihat adanya momentum untuk mentransformasi sektor ini. Saya percaya, dengan adanya hari baru, akan ada harapan baru” tegas Dwi Soetjipto.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa eksplorasi perlu diwujudkan untuk memanfaatkan potensi cadangan migas yang ada. Di sisi lain, optimasi lapangan-lapangan migas yang ada juga merupakan hal lain yang harus dilakukan. Pemerintah menyadari bahwa investor dihadapkan pada tantangan untuk berinvestasi di Indonesia atau mencari lokasi lain dengan memperhatikan kondisi yang terjadi di dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Penjabat Presiden IPA, Bij Agarwal, dalam sambutan penutupannya menyatakan ucapan terima kasih atas dukungan seluruh pihak, termasuk Kementerian ESDM dan jajarannya dalam mendukung pelaksanaan IPA Convex ke-43 Tahun 2019. Dari pihak investor, dia mengungkapkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang mendapatkan investasi migas ke depannya. Namun, hal itu bisa terjadi jika ada kolaborasi antara Pemerintah dan pelaku industri migas nasional.
“Saya mengapresiasi dukungan semua pihak atas suksesnya IPA Convex 2019 ini. Sebagai Board Director IPA, saya berterima kasih kepada Menteri ESDM sudah membuka IPA Convex 2019. Kita semua bersepakat, bahwa Indonesia masih punya peluang untuk mendapatkan investasi ke depan, dengan didukung Gross Split, perizinan yang semakin mudah, dan era baru keterbukaan data.
Kolaborasi
pemerintah dan industri juga meningkat, untuk mendukung eksplorasi dan mengoptimalkan produksi,
serta untuk memastikan ketahanan energi nasional. Saya berterima kasih kepada semua partisipan,
pelajar dan rekan-rekan jurnalis yang mengangkat isu ini ke seluruh pelosok Indonesia. Terakhir, saya
berterima kasih kepada Pak Dwi Soetjipto yang bersedia menutup IPA Convex 2019 ini secara resmi,”
ungkapnya.
Selama tiga hari penyelenggaraan, IPA Convex ke-43 2019 telah mengadakan berbagai sesi diskusi yang membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian bersama para pemangku di industri migas. Sesi diskusi yang diadakan antara lain Plenary Sessions, Technology Sessions, Jam Session, Talent Leadership Session, dan lainnya.
ungkapnya.
Selama tiga hari penyelenggaraan, IPA Convex ke-43 2019 telah mengadakan berbagai sesi diskusi yang membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian bersama para pemangku di industri migas. Sesi diskusi yang diadakan antara lain Plenary Sessions, Technology Sessions, Jam Session, Talent Leadership Session, dan lainnya.
Beberapa kesimpulan yang dapat dirangkum dari berbagai sesi di antaranya:
1. Plenary Session 1 yang mengusung tema Global Success Stories: Recent Improvements in Exploration Activities Worldwide, dapat disimpulkan bahwa investor global masih optimistis melakukan eksplorasi meski mendapati kenyataan harga minyak yang belum stabil.
2. Plenary Session 2 yang mengusung tema New Era for Data Management and The Impact on Exploration, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM akan
memperkuat kolaborasi dengan investor pada upaya keterbukaan data, mengingat data merupakan salah satu kendala yang menghambat investasi eksplorasi migas di Indonesia selama ini.
3. Plenary Session 3 yang mengusung tema Role of Technological Advancement in Mature Basin, dapat disimpulkan adanya kebutuhan inovasi teknologi dalam operasional blok migas tua, seperti yang dilakukan Pertamina dalam pengelolaan migas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Berdasarkan data pihak penyelenggara acara, IPA Convex kali ini dihadiri oleh sekitar 25.717 pengunjung yang terdiri dari 20.555 pengunjung umum, 1.401 mahasiswa, dan 3.761 undangan. Selain itu, IPA Convex juga diliput oleh sekitar 458 jurnalis dalam negeri dan 14 luar negeri yang berasal dari 249 media. (Arianto)
1. Plenary Session 1 yang mengusung tema Global Success Stories: Recent Improvements in Exploration Activities Worldwide, dapat disimpulkan bahwa investor global masih optimistis melakukan eksplorasi meski mendapati kenyataan harga minyak yang belum stabil.
2. Plenary Session 2 yang mengusung tema New Era for Data Management and The Impact on Exploration, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM akan
memperkuat kolaborasi dengan investor pada upaya keterbukaan data, mengingat data merupakan salah satu kendala yang menghambat investasi eksplorasi migas di Indonesia selama ini.
3. Plenary Session 3 yang mengusung tema Role of Technological Advancement in Mature Basin, dapat disimpulkan adanya kebutuhan inovasi teknologi dalam operasional blok migas tua, seperti yang dilakukan Pertamina dalam pengelolaan migas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Berdasarkan data pihak penyelenggara acara, IPA Convex kali ini dihadiri oleh sekitar 25.717 pengunjung yang terdiri dari 20.555 pengunjung umum, 1.401 mahasiswa, dan 3.761 undangan. Selain itu, IPA Convex juga diliput oleh sekitar 458 jurnalis dalam negeri dan 14 luar negeri yang berasal dari 249 media. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar