Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Indonesia memiliki cadangan migas terbukti yang signifikan di dunia. Secara geologis, Indonesia sangat menarik. Penemuan cadangan gas di Blok Sakakemang, Provinsi Sumatera Selatan baru-baru ini menjadi bukti akan hal tersebut. Lebih Jauh lagi, berbagai studi menunjukkan ada lebih dari setengah cekungan di Indonesia yang belum dieksplorasi. Masih banyak yang harus dilakukan oleh pelaku industri migas dan Pemerintah untuk menemukan dan mengembangkan sumber daya yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tipe reservoir, geologi dan risiko teknis merupakan faktor yang penting, sama pentingnya dengan regulasi dan kebijakan fiskal. Namun diakui bahwa tidak semua proyek memiliki karakteristik yang sama, Proyek laut dalam berbeda dengan proyek migas yang ada di daratan.
Masing-masing memerlukan pendekatan yang berbeda, baik dalam hal penggunaan teknologi maupun tingkat keekonomian proyek. IPA mengapresiasi Kementerian ESDM yang telah mengambil kebijakan berupa penerapan PSC Gross Split sebagai cara untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Kondisi global saat ini menunjukkan peluang investasi yang lebih besar daripada jumlah modal yang tersedia. Artinya, baik negara maupun investor harus sama-sama bersaing untuk mendapatkan modal tersebut. Para investor akan bersaing mendapatkan peluang terbaik yang ditawarkan di suatu negara.
"Kita merasakan banyak capaian dari Pemerintah Indonesia, mulai dari kemudahan berbisnis, kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan, serta fokus yang baik pada kebijakan di bidang migas oleh Kementerian ESDM," ujar Louise M. McKenzie, Penjabat Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), seusai Upacara Pembukaan Pameran dan Konvensi ke-43 IPA, Rabu 4 September 2019, di Jakarta Convention Centre, Jakarta.
Lebih lanjut, Louise mengungkapkan, terbitnya keputusan Pemerintah tentang persetujuan revisi POD Blok Masela dan perpanjangan kontrak Blok Corridor menjadi sinyal yang baik bagi para investor. Selain itu, Pemerintah juga diketahui telah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia. "Regulasi dan perizinan yang semakin sederhana dan pembukaan akses data migas, serta insentif perpajakan merupakan keberlanjutan langkah Pemerintah menuju arah yang tepat," katanya.
Oleh karena itu, kata Louise, IPA berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah demi mendukung peningkatan daya saing industri migas nasional Indonesia untuk menciptakan peningkatan eksplorasi dan optimasi produksi guna ketahanan energi Indonesia di masa mendatang.
Selain mendukung ketahanan energi, industri migas nasional juga berdampak besar pada peningkatan sumber daya manusia Indonesia khususnya tenaga kerja yang terampil dan berbakat di seluruh wilayah Indonesia. Sudah banyak putra-putri terbaik Indonesia yang bekerja di industri migas nasional dan duduk pada posisi-posisi strategis dan pengambil kebijakan. Hal ini merupakan salah satu efek berganda yang muncul atas berkelanjutannya industri migas nasional.
Sementara itu, Louise menjelaskan, gelaran IPA Convex yang ke-43 kali ini mengambil tema "Driving Exploration and Optimizing Existing Production for Long Term Energy Security" akan didukung dengan berbagai diskusi dimana kita akan mendengar pandangan para ahli dari Indonesia dan mancanegara. Gelaran ini diikuti oleh 119 perusahaan peserta pameran serta menargetkan untuk dikunjungi oleh lebih dari 20.000 pengunjung serta 1.700 orang peserta konvensi. dan target pengunjung mencapai lebih dari 20.000 orang. Acara berlangsung selama tiga hari, yaitu 4-6 September 2019. Selain pameran dan konvensi, IPA Convex 2019 juga mengadakan sesi teknis yang diikuti sekitar 120 presentasi dan 60 presentasi poster. Mereka terdiri dari pekerja profesional di industri migas dan para mahasiswa.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kata Louise, IPA Convex 2019 juga mengadakan sesi Teknologi, IPA Voice, Best Booth Contest, PetroChallenge. Namun ada hal baru yang diadakan pada penyelenggaraan IPA Convex tahun ini, yaitu Jam Session. Ada dua sesi Jam Session yang akan diadakan selama tiga hari pelaksanaan acara. Pada Jam Session nanti akan membahas mengenai pentingnya kontribusi generasi muda (millennials) terhadap industri hulu migas Indonesia.
"Diharapkan, penyelenggaraan IPA Convex 2019 dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan industri migas nasional dan peningkatan produksi nasional pada khususnya serta berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan ketahanan energi di masa mendatang," tutup Louise. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar