Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Mega Pilar Pictures akan merilis Film drama bergenre komedi 'Kapal Goyang Kapten' yang mengangkat tema tentang pembajakan kapal. Tema ini unik, karena biasanya film tentang pembajakan identik dengan drama dan aksi, selain itu, film ini juga memotret hal yang sering terjadi di masyarakat bahwa biasanya anak yang terlahir dari keluarga kaya atau mapan, rata-rata terbiasa hidup enak dan nyaman dari lahir, sehingga cenderung tidak mandiri dan tidak bisa bekerja. Permasalahannya bisa dari orang tua yang terlalu memanjakan anaknya dan takut untuk memberikan kepercayaan atau dari sisi anak yang memang sudah terbiasa hidup enak, sehingga jadi manja.
Dalam Film Kapal Goyang Kapten ini juga memperlihatkan kembali budaya gotong royong dan pentingnya saling bekerja sama. Pada saat menghadapi masalah dan bila dikerjakan secara bersama-sama, maka masalah itu akan lebih bisa terselesaikan dibandingkan dikerjakan sendiri.
Raymond Handaya, sutradara Film Kapal Goyang Kapten mengatakan, Film ini bercerita tentang 3 orang pembajak amatir yang mencoba untuk membajak kapal wisata yang sedang berlayar di Laut Maluku yang saat itu berisikan beberapa turis lokal dan seorang kapten kapal. Namun karena kebodohan para pembajak, mereka malah terjebak bersama dengan para penumpang dan kapten kapalnya dan pada akhimya malah terdampar dan terjebak di sebuah pulau kosong.
Pembajakkan kapal ini dilatarbelakangi oleh keadaan 3 tokohnya, kata Raymond, Daniel yang diperankan oleh (Ge Pamungkas) yang ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa walaupun terlahir di keluarga kaya juga bisa mandiri dan bekerja. Cakka yang
diperankan oleh (Muhadkly Acho) terpaksa mengambil langkah ini karena kondisi ibunya yang sakit dan butuh biaya. dan Bertus yang diperankan oleh (Mamat Alkatiri) adalah seorang pengangguran dan butuh uang. Karena alasan-alasan ini timbulah ide dari Bertus dan Cakka untuk membajak kapal. Daniel awalnya tidak tahu soal pembajakan ini, ia sempat menolak setelah tahu pekerjaan yang mau mereka lakukan, tapi pada akhirnya ia pun ikut dalam pembajakan kapal tersebut.
Saat beraksi akibat kebodohan mereka sendiri, lanjut Raymond, mereka justru kehilangan hasil rampokan dan malah terjebak di sebuah pulau kosong bersama sang kapten kapal yang bernama Kapten Gomgom yang diperankan oleh (Babe Cabita) beserta 9 orang penumpang. Perlawanan dari kubu sandera yang dimotori oleh Tiara yang diperankan oleh (Yuki Kato) dan tekanan psikologis dari para penumpang lain seperti keluarga Burhan yang terdiri dari Ayah (Arief Didu). Ibu (Asri Welas) dan anak mereka (Romaria Simbolon). Sepasang suami istri yang sedang bulan madu, Darto (Yusril) dan Saima (Naomi Papilaya) dan 3 orang mahasiswa yang sedang travelling bersama, Noni (Andi Anissa). Cika (Ryma Gembala) dan Agung (Ananta Rispo) membuat situasi semakin rumit. Akankah mereka berhasil pulang ke tempat asalnya? Atau malah membusuk di pulau yang kosong dan tak bertuan?
"Proses produksi film "Kapal Goyang Kapten menghabiskan waktu 18 hari syuting dan semua lokasi yang digunakan berada di provinsi Maluku. tepatnya di pulau Ambon dan di kepulauan Tual, Maluku Tenggara," ujar Raymond dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Kuningan Jakarta Selatan. Senin (26/8)
"Fim Kapal Goyang Kapten rencananya akan tayang pada tanggal 05 September 2019 secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia. Dalam film ini, Roni Panini sebagai produser, sedangkan untuk penulis skenario dipercayakan kepada Muhadkly Acho dan Awwe," tutup Raymond. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar