Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Pada hari Selasa, 13 Agustus 2019, “Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019” dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Bapak H.M. Jusuf Kalla mewakili Presiden RI dengan didampingi Wakil Menteri Energi & Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, di Jakarta Convention Center. Acara ini dilangsungkan pada tanggal 13 – 15 Agustus 2019 sebagai agenda tahunan Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus forum Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) INAGA. The 7 th IIGCE 2019, meliputi program Convention, Exhibition, Technical Paper Presentation (TPC), Photo Competition, dan Field Trip.
Setelah melakukan pembukaan, Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla melakukan kunjungan singkat ke area pameran diiringi oleh Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, Ketua Umum API, Prijandaru Effendi, dan pejabat terkait lainnya.
Seusai kunjungan, acara dilanjutkan dengan press conference yang dihadiri oleh Direktur Jenderal EBTKE, Ir. F.X. Sutijastoto M. A.; Umum API, Prijandaru Effendi; Ketua Pelaksana IIGCE 2019, PaulE Mustakim; dan Direktur Panas Bumi, Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari. Pada kesempatan press conference tersebut, F.X. Sutijastoto, atau yang akrab disapa Toto, menyampaikan bahwa target pengembangan energi panas bumi adalah sebesar 7.241,5 MW, sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target bauran energi.
Keikutsertaan Indonesia dalam Paris Agreement menjadi komitmen kuat untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan yang direflesikan dalam target bauran energi nasional. Hal ini memiliki relevansi dengan tema “Making Geothermal the Energy of Today “ yang diangkat dalam The 7 th IIGCE tahun ini. Paul E. Mustakim menyampaikan bahwa energi panas bumi menjadi penting karena potensinya yang cukup melimpah dan karena dapat diandalkan sebagai base-load, selain keuntungan dari sifat bersih dan terbarukan. The 7 th IIGCE 2019 diadakan bersamaan dengan Konvensi Ilmiah Tahunan ke-19 Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) ke-19 yang akan berfokus pada presentasi makalah teknis yang telah menjadi sesi tulang punggung bagi para profesional panas bumi dalam berbagi praktik terbaik dan untuk bertukar gagasan teknis. Oleh karena itu, The 7 th IIGCE 2019 akan memberikan peluang besar untuk bertukar gagasan di antara para peserta dan untuk belajar pengalaman terobosan dari praktisi lain dalam mengatasi tantangan teknis dan operasional.
Prijandaru Effendi menyatakan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi dengan pemanfaatan total kapasitas terpasang sejumlah 1948,5 MW (Mega Watt). Selain itu, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai produsen energi panas bumi terbesar di dunia. Momen ini diharapkan mampu menciptakan peluang positif untuk menjalin kerjasama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya – upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia khususnya energi panas bumi.
The 7 th IIGCE 2019 merupakan wujud keseriusan API atas dukungan tersebut yang telah diselenggarakan sejak tahun 2013 secara berturut – turut. Acara tahunan IIGCE akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk berkumpul bersama, berbagi perkembangan terbaru mengenai industri panas bumi.
Paul E. Mustakim menargetkan lebih dari 600 delegasi menghadiri convention dan 3000 visitor untuk exhibition di The 7 th IIGCE 2019. Sebanyak 60 perusahaan telah bergabung menjadi exhibitor di The 7 th IIGCE 2019 yang terdiri dari perusahaan pengembang panas bumi, perusahaan pelayanan panas bumi serta perusahaan pendukung. Tahun ini terkumpul 200 Technical Papers baik dari para peneliti, tenaga pendidik, bahkan mahasiswa. Selain itu, terkumpul 250 foto dari 75 peserta dalam Photo Competition dengan tema “Green and Sexy Geothermal Energy” yang diselenggarakan tahun ini. Untuk program Field Trip tahun ini, Salak Geothermal Field (Star Energy
Power Plant) menjadi tujuan dari kegiatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan The 7 th IIGCE 2019.
Paul E. Mustakim berharap The 7th IIGCE 2019 menjadi tradisi berkelanjutkan bagi organisasi Panasbumi sebagai wadah untuk mendiskusikan permasalahan Panasbumi serta berbagi pengalaman dari para ahli, pemerintah, hingga universitas.
“Dukungan untuk terus menggali potensi Panas Bumi di Indonesia akan terus diberikan mengingat Panasbumi memberikan banyak manfaat. Bukan hanya energi listrik yang kita rasakan, melainkan juga manfaat dari segi sosial, ekonomi, hingga pembangunan daerah. Berdasarkan target peningkatan energi panas bumi dengan energi yang sudah terpasang, potensi energi panas bumi masih bisa dimaksimalkan”, tutup Prijandaru. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar