Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rekonsiliasi Masyarakat (REKAT) untuk kali ketiga mengadakan acara Silaturahmi dan Dialog Tokoh Bangsa bertema Pancasila Perekat Kita: Satu Nusa Satu Bangsa Senin (12/8) pagi bertempat di Ball Room, Sjahid, Jakarta.
Sebagai panitia S. Amminudin mengatakan bahwa acara ini ditujukan agar bangsa ini tetap dalam rekat persatuan, satu nusa satu bangsa dalam bingkai Pancasila.
Hadir ratusan undangan dari kalangan tokoh purnawiran TNI Polri, ulama, Sipil dan aktivis serta undangan lainnya. Tampak terlihat mantan Wapres RI Tri Sutrisno, Syarwan Hamid, Rachmawati Soekarno Putri, Habib Umar, Ustad Heikal, Dede Yusuf, Gus Solahudin Wahid, Bursah, dan banyak lagi lainnya.
Hadir sebagai keynote speech Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu. Menurut Ryamizard bahwa Pancasila bukanlah diciptakan sebagai ideologi lain di dunia ini, tapi digali dan berasal dari leluhur, budaya adat istiadat bukan lahiriah semata tapi juga batiniah.
"TNI pasti setia pada Pancasila dan UUD 1945. Itu sesuai dengan sumpah TNI. Kami yakin bahwa bangsa ini tidak akan goyah selagi memang teguh mengamalkan ideologi Pancasila. Sebagai ideologi negara yang digali oleh para pendiri negara ini." Jelas Menhan Ryamizard.
"Kita ini adalah keajaiban dunia. Dengan bukti bahwa bangsa ini dikaruniai banyak agama, suku bangsa, yang ada harus kita jaga bersama. Di antara lebih dari 620 juta rakyat ASEAN, maka kita adalah bangsa terbesar jumlah penduduknya di ASEAN.
Lebih lanjut Ryamizard mengatakan bahwa sejak dulu hingga saat ini kita tetap sebagai bangsa yang solid, cinta perdamaian. Permasalahan diselesaikan dengan musyawarah dan Mufakat.
"Kemerdekaan memiliki nilai kejuangan bangsa dimulai dari momentum Kebangkitan nasional 1908, kemudian lanjut bersumpah setia dalam sebuah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Puncaknya adalah kemerdekaan bangsa ini dari belenggu penjajahan 17 Agustus 1945." Lanjut Menhan.
Anak dan cucu harus mengerti semua perjalanan bangsa ini.
Nilai perjuangan harus dilestarikan sepanjang masa.
Pancasila sebagai perekat Kita.
Pancasila adalah kompromi paham nasional, kebangsaan Umat Islam punya hak menjalankan agamanya tanpa diganggu oleh pemeluk agama lain demikian pemeluk agama Islam menjamin kebebasan pemeluk agama lain dalam beribadah.
"Kehidupan Islam harus menjadi nyata dalam menjaga kedamaian. Mengganggu Pancasila berarti memecahkan negara ini.
Ini negara bangsa yang beragama
Fitrah bersama menjaga Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan Pancasila menjadi perbincangan dunia, di Leiden tokoh Harry Clinton dan Obama membicarakan Pancasila." Lanjut Menhan Ryamizard.
"Kita sudah selesai bicara ideologi, mari kita perkuat persatuan. Tujuan yang adil dan makmur bahu membahu gotong royong. UUD 45 dan Pancasila merupakan kompromi yang final anatara kelompok islam." Tutup Menhan. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar